Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Amerika Serikat ditutup menguat pada Selasa (4/2/2025), didorong oleh reli saham energi dan optimisme investor terhadap potensi terobosan dalam negosiasi dagang antara Amerika Serikat dan China.
Sentimen positif ini muncul setelah Presiden Donald Trump memutuskan untuk menunda penerapan tarif bagi Kanada dan Meksiko.
Tarif baru AS sebesar 10% terhadap barang impor China resmi diberlakukan pada hari yang sama, Beijing langsung merespons dengan memberlakukan tarif balasan atas produk-produk AS.
Belum ada kejelasan kapan kedua negara akan melanjutkan perundingan, tetapi Trump menegaskan dirinya tidak terburu-buru dalam mengambil langkah berikutnya.
Indeks Dow Jones Industrial Average ditutup menguat 134,13 poin atau 0,30% ke 44.556,04, sedangkan indeks S&P 500 menguat 43,31 poin atau 0,72% ke 6.037,88, dan Nasdaq Composite melonjak 262,06 poin atau 1,35% ke 19.654,02.
Sektor energi menjadi motor penggerak S&P 500 dengan penguatan 2,18%, sementara saham utilitas dan barang konsumsi defensif mengalami pelemahan.
Baca Juga
Kepala strategi investasi CFRA Research Sam Stovall mengatakan keputusan Trump untuk menunda tarif 25% bagi Kanada dan Meksiko selama 30 hari merupakan sebagai langkah strategis untuk mengamankan klaim kemenangan cepat tanpa perubahan signifikan dalam kebijakan perdagangan.
“Para investor telah bernapas lega hari ini dan kita akan melihat apakah sebulan dari sekarang mereka dapat terus bernapas lega,” ungkap Stovall seperti dikutip Reuters, Rabu (5/2/2025).
Pasar juga mendapat dukungan dari laporan keuangan yang solid. Dari 211 perusahaan dalam indeks S&P 500 yang telah melaporkan kinerja kuartal keempat, 76,8% di antaranya melampaui ekspektasi analis.
Saham Palantir melonjak 24% setelah perusahaan analitik data tersebut merilis proyeksi pendapatan kuartal pertama dan tahunan yang lebih tinggi dari perkiraan. Sementara itu, Alphabet menguat 2,6% menjelang rilis laporan keuangannya.
Namun, setelah pasar tutup, saham induk Google itu anjlok lebih dari 7% akibat pendapatan yang meleset dari ekspektasi, sebagian besar dipicu perlambatan bisnis komputasi awan.
Namun, tidak semua saham mencatatkan kinerja positif. Saham Illumina terpuruk 5,3%, sementara PVH Corp—induk merek Calvin Klein—merosot hampir 1% setelah pemerintah China memasukkan kedua perusahaan itu dalam daftar entitas yang dianggap tidak dapat diandalkan.
Dari sisi ekonomi makro, laporan Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan jumlah lowongan kerja di Desember mencapai 7,6 juta, lebih rendah dari estimasi 8 juta yang dihimpun dalam survei Reuters.
Di sisi kebijakan moneter, tiga pejabat Federal Reserve memperingatkan bahwa penerapan tarif perdagangan dapat meningkatkan tekanan inflasi, dengan salah satu pejabat menyarankan agar bank sentral lebih berhati-hati dalam melakukan pemangkasan suku bunga.