Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Meneropong Dampak Deflasi ke Emiten Sektor Ritel dan Konsumer

Analis melihat emiten sektor ritel dan konsumer masih prospektif meski daya beli melemah.
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati layar informasi harga saham di Jakarta, Selasa (28/1/2025)./JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten-emiten sektor ritel dan konsumer diperkirakan masih prospektif meski daya beli masyarakat melemah yang tecermin dari terjadinya deflasi pada bulan pertama 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat telah terjadi deflasi pada Januari 2025 sebesar 0,76%, dan melaporkan inflasi sebesar 0,76% secara tahunan atau year-on-year (YoY).

Deflasi tersebut menjadi indikasi terjadinya pelemahan daya beli masyarakat. BPS mencatat penyumbang deflasi bulanan terbesar adalah dari perumahan, air, listrik dan bahan bakar rumah tangga yang deflasinya sebesar 9,16% dan memberikan andil deflasi sebesar -1,44%

Lalu, data BPS juga menunjukan terjadinya inflasi 0,76% YoY yang didorong kelompok makanan, minuman, dan tembakau dengan laju inflasi 3,69% dan memberikan andil sebesar 1,07%.

Analis Panin Sekuritas Andhika Audrey mengatakan bahwa adanya deflasi sebesar 1,44% memang disebabkan adanya diskon listrik senilai 50% dan masih akan berlanjut hingga Februari 2025.

"Kenaikan inflasi pada kelompok makanan minuman ini disebabkan oleh beberapa komoditas agriculture yang dipengaruhi oleh intensitas hujan tinggi dalam 2 bulan terakhir yang menyebabkan adanya disrupsi dalam supply chain," katanya kepada Bisnis, Senin (3/2/2025).

Adapun dia melihat sektor konsumer justru akan didorong oleh program-program pemerintah yang cenderung konsumtif khususnya program Makan Bergizi Gratis

"Hal ini dapat membantu mendongkrak disposal income mereka sehingga konsumsi akan lebih tinggi lagi. Kami rasa menjelang Hari Raya pada kuartal I/2025 emiten konsumer memiliki potensi yang cukup baik perihal memenuhi kebutuhan masyarakat," ujarnya.

Dia melihat emiten yang akan terdampak adalah PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT)  sebagai toko makanan yang cukup kuat di tengah sentimen tersebut hingga menyambut Hari Raya, dan juga emiten seperti PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP)  hingga PT Mayora Indah Tbk. (MYOR) yang memiliki porsi ekspor yang cukup besar.

Sementara itu, menurutnya emiten ritel akan tetap solid khususnya dengan pasar mid-high seperti PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) dan PT MAP Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA).

Meski begitu, dia menegaskan bahwa masih ada hal yang perlu diwaspadai yakni terkait rencana implementasi cukai Minuman Berpemanis dalam Kemasan (MBDK) pada kuartal II/2025.

"Adanya implementasi tersebut [cukai MBDK] emiten seperti MYOR, ULTJ, CMRY dan KINO akan terdampak," ucapnya.

Sementara itu, menurutnya saham ICBP dan UNVR akan menjadi emiten yang minim terkena dampak dari cukai MBDK, karena hanya memiliki eksposur kurang dari 6% dari total penjualan perseroan.

Kemudian, Audrey dari Panin Sekuritas merekomendasikan saham konsumer di antaranya ICBP dan MYOR untuk dikoleksi investor, karena kinerja saham tersebut terlihat lebih baik untuk sektor yang sama dari saham lainnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper