Bisnis.com, JAKARTA — Analis mengungkap dampak pelantikan Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat (AS) terhadap pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Tercatat indeks komposit bergerak hijau selama 5 sesi perdagangan terakhir.
VP Marketing, Strategy and Planning Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi mengatakan bahwa dampak langsung pelantikan Trump terhadap Indonesia tidak terlalu signifikan.
"Secara langsung dampaknya ke Indonesia memang tidak signifikan, tapi yang menjadi concern adalah pada beberapa kebijakan," katanya kepada awak media di Bursa Efek Indonesia (BEI), Selasa (21/1/2025).
Menurutnya yang menjadi perhatian utama para pelaku pasar adalah sejumlah kebijakan Trump, terutama dalam perdagangan global.
Dia mengatakan bahwa pelantikan Trump tidak sepenuhnya berdampak positif ke IHSG. Menurutnya investor saat ini cenderung memasang mode "wait and see" hingga adanya sinyal yang lebih jelas.
Lebih lanjut, dia mengatakan bahwa pasar kini lebih terfokus pada ketegasan dalam kebijakan Trump terutama yang berdampak terhadap beberapa negara.
Baca Juga
“Kemarin sudah nambah lagi tarif ke Meksiko dan Kanada, mungkin China akan dikenakan tetapi belum tau dimulainya kapan. Kalau lihat dari sisi kabinetnya, ada beberapa kabinet menterinya yang cukup keras ke China,” ujarnya.
Dia menilai dampak yang dikhawatirkan adalah apabila inflasi tidak sesuai dengan target Bank Sentral, khususnya The Fed.
Kemudian, Audi menjelaskan berdasarkan CME FedWatch Tool, hanya ada pemangkasan suku bunga sebesar 25 basis poin pada tahun ini, yang kemungkinan terjadi pada pertemuan Juni hingga Juli 2025, dan setelah itu The Fed diperkirakan akan menahan suku bunga acuannya.
Menurutnya, apabila kebijakan pelonggaran dari Bank Indonesia (BI) terus berlanjut, maka ada kemungkinan IHSG bisa melaju ke level8.000.
“Kalau melihat korelasinya, suku bunga dan pasar saham itu korelasinya negatif. Jadi, kalau suku bunga seperti kemarin, ketika BI lebih agresif, berani memangkas IHSG langsung reli,” tambahnya.
Adapun dia mengatakan bahwa harapannya Bank Indonesia (BI) masih akan memangkas suku bunga, hanya saja risikonya adalah rupiah akan melemah.
___________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.