Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Investor BUKA Angkat Bicara Soal Penutupan Penjualan Fisik Bukalapak

Investor awal Bukalapak (BUKA) berbicara mengenai penutupan penjualan fisik marketplace Bukalapak.
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati
Warga mengakses aplikasi Bukalapak di Cibinong, Kab. Bogor, Jawa Barat, Rabu (29/3). /JIBI/Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Investor awal yang meletakkan dananya di PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) sejak awal melantai di Bursa Efek Indonesia merespons tentang penutupan layanan penjualan fisik Bukalapak mulai Februari nanti.

Wakil Presiden Direktur TBS Energi Utama Pandu Sjahrir yang juga merupakan investor awal BUKA menuturkan langkah ini merupakan langkah yang baik bagi BUKA. Dia berharap setelah penutupan layanan fisik ini, BUKA dapat fokus menjalankan bisnisnya.

"Bagus, oke aja [penutupan penjualan fisik]. Yang penting fokus," kata Pandu di Jakarta, Kamis (16/1/2025). 

Pandu Sjahrir juga menuturkan dirinya masih menggenggam saham BUKA sampai saat ini. Meski demikian Pandu tak merinci berapa banyak saham BUKA yang dimilikinya saat ini.

Berdasarkan catatan Bisnis, Pandu Sjahrir menggenggam saham BUKA sejak saat IPO. Founding Partner AC Ventures ini memiliki sebanyak 14,85 juta saham BUKA atau setara 0,01% kepemilikan berdasarkan prospektus IPO Bukalapak. 

Direktur Utama Bukalapak Willix Halim menjelaskan penutupan layanan fisik pada marketplace BUKA tidak memberikan dampak yang besar terhadap seluruh pendapatan perseroan.

"Berdasarkan laporan keuangan per 30 September 2024, perseroan menilai bahwa nilai kontribusi atas pendapatan tersebut tidak material," kata Willix dalam keterbukaan informasi BEI, Rabu (15/1/2025). 

Dia melanjutkan layanan produk fisik pada aplikasi dan situs web Bukalapak tidak memiliki dampak material terhadap kondisi keuangan BUKA. Penutupan layanan fisik tersebut tidak memiliki dampak yang merugikan terhadap kelangsungan usaha dan kondisi keuangan BUKA. 

Willix bahkan menjelaskan penutupan layanan fisik ini akan memberikan dampak efisiensi operasional terhadap BUKA, yang dinilai dapat memberikan kontribusi terhadap perbaikan jangka panjang kondisi keuangan BUKA. 

Menurut Willix, BUKA telah mengumumkan kepada masyarakat rencana perubahan strategi usaha jangka panjangnya untuk mencapai profitabilitas dan pertumbuhan yang berkelanjutan.

Akibat dari perubahan yang substansial pada pasar BUKA beroperasi serta dinamika persaingan, BUKA telah melakukan peninjauan kembali terhadap prospek sejumlah segmen usaha Perseroan. BUKA memutuskan perlu adanya restrukturisasi usaha untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

Sebagai bagian dari strategi tersebut, lanjutnya, BUKA akan fokus menjalankan dan mengembangkan segmen usaha inti dengan organisasi yang lebih ramping dan efisien agar dapat menciptakan nilai di seluruh segmen usaha yang tersisa bagi para pemangku kepentingan, terutama pemegang saham BUKA.

"Perubahan dilakukan secara bertahap, termasuk salah satunya penghentian operasional penjualan produk fisik pada aplikasi dan situs web Bukalapak," ucapnya.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper