Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.190 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (10/1/2024).
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawati menghitung dolar di salah satu money changer di Jakarta, Kamis (9/1/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp16.190 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (10/1/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,17% atau 27 poin ke level Rp16.190 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,06% ke posisi 109,24.

Berbeda dengan rupiah, sejumlah mata uang di Asia lainnya mengalami pelemahan. Yen Jepang misalnya melemah 0,16%, dolar Singapura melemah 0,08%, dolar Hong Kong melemah 0,03%, dolar Taiwan melemah 0,06%, dan won Korea Selatan melemah 0,41%.

Selain itu, yuan China melemah 0,01%, rupee India melemah 0,08%, serta baht Thailand melemah 0,12%. Hanya peso Filipina yang menguat 0,21% sama seperti rupiah.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pada perdagangan hari ini, rupiah bergerak dipengaruhi sejumlah sentimen. Dari luar negeri, pasar sedang gelisah menjelang data penggajian nonpertanian di AS untuk periode Desember 2024.

Data penggajian kemungkinan akan menjadi faktor dalam prospek suku bunga AS. Data penggajian secara konsisten telah melampaui ekspektasi selama setahun terakhir, di tengah ketahanan yang berkelanjutan di pasar tenaga kerja.

Tren tersebut membuat The Fed memiliki lebih banyak ruang untuk mempertimbangkan pemotongan suku bunga pada masa mendatang.

Namun, dalam risalah rapat bank sentral AS pekan ini, The Fed cenderung berhati-hati dalam memangkas suku bunga lebih lanjut, di tengah inflasi yang lesu serta tanda-tanda ketahanan di pasar tenaga kerja.

Dari China, data inflasi yang lemah memicu taruhan bahwa Beijing akan membuka lebih banyak keran stimulus, terutama untuk menopang pengeluaran swasta.

Ancaman kenaikan tarif perdagangan AS juga diperkirakan akan mendorong Beijing untuk memberikan lebih banyak stimulus guna melindungi ekonomi China.

Dari dalam negeri, program makan bergizi gratis yang telah berjalan dinilai akan memberikan dampak positif bagi ekonomi Indonesia, meski terdapat pula tantangan ke depannya.

Untuk perdagangan pekan depan, Senin (13/1/2025), mata uang rupiah diproyeksikan bergerak fluktuatif tetapi ditutup menguat di rentang Rp16.1300 - Rp16.200.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper