Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mencatatkan kinerja moncer pada dua hari pertama perdagangan 2025. Namun, dana asing masih lari dari pasar saham Indonesia.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG mencatatkan penguatan 0,02% ke level 7.164,42 pada perdagangan hari kedua tahun ini, Jumat (3/1/2025). IHSG juga menguat 1,18% pada hari pertama perdagangan tahun ini, Kamis (2/1/2025).
Namun, dana asing masih lari dari pasar saham Indonesia. Tercatat, nilai jual bersih asing atau net foreign sell di pasar saham Indonesia mencapai Rp571,38 miliar pada perdagangan hari kedua tahun ini.
Apabila diakumulasikan dengan perdagangan hari pertama tahun ini, tercatat net foreign sell di pasar saham Indonesia sebesar Rp817,08 miliar.
Sejumlah saham paling banyak dijual asing pada hari-hari pembuka tahun ini. Saham-saham bank jumbo atau kelompok bank dengan modal inti (KBMI) IV misalnya mencatatkan net foreign sell tinggi.
PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBNI) mencatatkan net foreign sell sebesar Rp144,8 miliar pada perdagangan hari ini, Jumat (3/1/2025). PT Bank Negara Indonesia Tbk. (BBRI) juga mencatatkan net foreign sell sebesar Rp144,45 miliar.
Baca Juga
Kemudian, net foreign sell di PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencapai Rp98,39 miliar. PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) juga mencatatkan net foreign sell sebesar Rp57,67 miliar.
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati menjelaskan larinya dana asing yang deras terjadi sejak akhir 2024. Pemicunya kemenangan Donald Trump dalam kontestasi Pilpres AS membuat investor di emerging market, termasuk Indonesia lari ke AS.
Dia memproyeksikan larinya dana asing dari pasar saham Indonesia akan mulai mereda tahun ini.
"Ekspektasi [dana asing] bisa masuk lagi. Jadi yang tiga bulan terakhir ini mereka [investor asing] keluar dulu. Nah, yang keluar di tiga bulan belakangan ini, ekspektasi bisa masuk lagi," ujar Ike dalam acara Premuim Talk "Prospek Pasar Modal 2025” pada beberapa waktu lalu.
Sementara, aliran dana asing ke pasar saham Indonesia pada tahun ini menurutnya akan ditentukan oleh kinerja saham-saham big caps.
"Yang jadi penentu big caps, karena big caps tahun ini sudah ancur-ancuran harganya. Padahal fundamentalnya masih bagus," tutur Ike.
Sebelumnya, Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas mengatakan pada 2025, bisa jadi pelaku asing cenderung wait and see masuk ke pasar saham Indonesia.
"Pelaku asing cenderung wait and see terlebih dahulu melihat seperti apa dampak ke ekonomi setiap pemerintahan baru," tuturnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.
Akan tetapi, menurutnya memasuki kuartal II/2025, terdapat peluang dana asing mencatatkan net buy.
"Yang pasti, faktor keluar masuknya pelaku asing tergantung fundamental yang terjadi nantinya. Asing akan terus mencari negara emerging market yang berpotensi menguntungkan dan bisa keluar terlebih dahulu di saat kondisi dinilai kurang kondusif," jelas Sukarno.
-----------------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.