Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dirut BEI Optimistis Transaksi Bursa Lebih Moncer pada 2025

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa transaksi Bursa pada tahun 2025 diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2024.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa transaksi Bursa pada tahun 2025 diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2024.Bisnis/Himawan L Nugraha
Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa transaksi Bursa pada tahun 2025 diyakini lebih tinggi dibandingkan dengan capaian 2024.Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT Bursa Efek Indonesia (BEI) meyakini nilai dan volume transaksi harian pada tahun 202 akan lebih tinggi dibandingkan 2024. 

BEI mencatat data perdagangan mulai mengalami kenaikan secara tahunan pada 2024. Rata-rata nilai transaksi harian (RNTH), misalnya, berada di posisi Rp12,9 triliun.

Data tersebut diikuti dengan volume transaksi harian di angka 19,9 miliar lembar saham dan frekuensi transaksi harian mencapai 1,13 juta kali transaksi.

Direktur Utama BEI Iman Rachman menyatakan bahwa transaksi Bursa pada tahun depan diyakini lebih tinggi dibandingkan capaian 2024. Namun, di sisi lain, dia tidak dapat memperkirakan kinerja Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) untuk 2025.

“Transaksi [2025] lebih tinggi daripada tahun lalu. Kalau IHSG banyak faktor, kita tidak tahu kondisi global dan domestik seperti apa. Kami tidak bisa memprediksi, tetapi kalau transaksi lebih baik,” ujarnya di Gedung BEI, Jakarta, Senin (30/12/2024).

Berdasarkan data BEI, IHSG parkir di level 7.079,91 hingga akhir perdagangan 2024. Posisi tersebut mencerminkan penurunan sebesar 2,65% year to date (YtD).

Di samping itu, jumlah perusahaan yang menggelar initial public offering (IPO) mencapai 41 emiten sepanjang 2024. Angka tersebut jauh dari target IPO yang dicanangkan otoritas Bursa yakni 62 emiten.

Jika ditinjau selama 5 tahun terakhir, realisasi IPO 2024 tercatat menjadi yang terendah. Perinciannya, sebanyak 51 emiten melantai pada 2020, kemudian 2021 54 emiten, lalu 2022 sebanyak 59 emiten, dan tahun 2023 sebanyak 79 emiten.

“Kalau kita bicara pencatatan saham baru ini untuk IPO, tahun ini memang agak menurun dibandingkan tahun lalu. Namun di pipeline masih ada 21 calon perusahaan tercatat dengan dana yang diperoleh atau fundraise Rp 14,3 triliun,” kata Iman.

Di sisi lain, berdasarkan data IPO BEI per 20 Desember 2024, masih terdapat 22 perusahaan yang masuk dalam antrean atau pipeline pencatatan saham.

Ditinjau dari klasifikasi aset perusahaan, terdapat satu perusahaan berskala kecil dengan aset dibawah Rp 50 miliar, dua perusahaan menengah dengan aset Rp 50 miliar hingga Rp 250 miliar, dan 19 perusahaan besar dengan aset diatas Rp 250 Miliar.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper