Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) sepanjang tahun berjalan 2024 masih di zona merah. Pada tahun depan, terdapat potensi pergerakan positif pasar saham diiringi dengan sejumlah saham yang berprospek kinclong.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG ditutup melemah 0,9% pada perdagangan hari ini, Senin (16/12/2024) ke level 7.258,64. IHSG juga masih di zona merah atau turun 0,89% sepanjang tahun berjalan (year to date/YtD).
Head of Retail Research Sinarmas Sekuritas Ike Widiawati memproyeksikan IHSG pada tahun depan akan bergerak positif dengan sejumlah sentimen.
"Pertumbuhan ekonomi diproyeksikan masih di atas 5%. Jadi jangan khawatir 2025 gelap," ujarnya dalam acara Premuim Talk Prospek Pasar Modal 2025 pada Senin (16/12/2024).
Menurutnya, IHSG saat ini memang sedang jeblok. Sebab, terdapat faktor sentimental kondisi politik masa transisi pemerintahan, termasuk di Indonesia.
Transisi kepemimpinan di AS seiring dengan terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden AS pun memicu sejumlah kekhawatiran, termasuk perang dagang.
Namun, menurutnya dampak geopolitik itu terhadap ekonomi Indonesia akan sedikit atau hanya secara tidak langsung. Alhasil, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang kuat, pada awal tahun depan, IHSG masih berpeluang kinclong.
Ike menargetkan IHSG secara konservatif di posisi 7.900 dan kemudian berpotensi mencapai level 8.100 pada 2025.
Selain itu, Ike menilai kondisi IHSG yang saat ini sedang dalam tren melemah merupakan posisi yang pas untuk masuk atau serok.
"IHSG yang saat ini turun ini justru bisa jadi momentum investor ritel serok bawah," tuturnya.
Akan tetapi, investor mesti melakukan aksi serok bawah atau buy on weakness secara bijaksana. Sebab, tidak semua sektor diproyeksikan moncer, dan tidak semua sektor terpuruk.
Terdapat sejumlah saham yang direkomendasikan berada pada posisi buy on weakness, di antaranya PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk (ACES), PT XL Axiata Tbk. (EXCL), PT Dayamitra Telekomunikasi Tbk. (MTEL), serta PT Sarana Menara Nusantara Tbk. (TOWR).
Selain itu, saham PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC), PT Timah Tbk. (TINS), PT Bukit Asam Tbk. (PTBA), PT Surya Citra Media Tbk. (SCMA) , PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI), PT Astra Internasional Tbk. (ASII), dan PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) juga direkomendasikan buy on weakness.
Dia mengatakan saham-saham di posisi buy on weakness mengalami tren penurunan pada tahun ini, tetapi secara fundamental masih kuat.
Chief Economist Permata Bank Josua Pardede juga mengatakan terdapat potensi penguatan pasar saham pada 2025 dari sejumlah sentimen.
"Inflasi cenderung terkendali, penurunan suku bunga acuan peluangnya juga masih terbuka," ujarnya.
Selain itu, terdapat dorongan dari adanya berbagai program pemerintahan baru, seperti program makan bergizi gratis.
Akan tetapi, terdapat risiko yang akan menjadi tantangan pasar saham ke depan. Risiko tersebut salah satunya datang dari perlambatan ekonomi China dan kebijakan Trump yang dikhawatirkan memantik perang dagang semakin meruncing.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.