Bisnis.com, JAKARTA — Emiten maskapai penerbangan PT AirAsia Indonesia Tbk. (CMPP) meramu strategi mumpuni untuk meraup potensi peningkatan pendapatan saat momen Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Di sisi lain, pemerintah pun sedang dalam upaya menurunkan harga tiket pesawat yang akan mendorong trafik penumpang pesawat.
Direktur Utama AirAsia Indonesia Veranita Yosephine memperkirakan terjadi peningkatan permintaan pasar saat momen liburan Natal dan Tahun Baru. Emiten berkode saham CMPP ini pun kemudian menyiapkan ancang-ancang seperti penambahan kapasitas kursi lebih dari 30%.
“Indonesia AirAsia telah mengambil langkah proaktif untuk mengantisipasi lonjakan penumpang selama periode Nataru," ujar Veranita dalam paparan publik pada Rabu (11/12/2024).
Baca Juga : AirAsia Siap Turunkan Harga Tiket Pesawat Nataru |
---|
Adapun, kapasitas kursi harian akan ditambah dari 21.000 kursi menjadi 27.000 kursi selama periode Nataru atau dari 15 Desember 2024 – 9 Januari 2025.
Kemudian, Air Asia juga melakukan optimalisasi kapasitas dengan pengoperasian 25 pesawat untuk memastikan kelancaran operasi selama periode Nataru.
Terdapat pula penerbangan ekstra dengan jumlah penerbangan harian di periode Nataru meningkat dari 118 menjadi 153 penerbangan per hari.
Selain itu, Air Asia akan fokus ke pasar domestik dengan kapasitas penerbangan domestik pada periode Nataru meningkat dari 23% menjadi 30%.
Air Asia pun menambahkan penerbangan ekstra meliputi Jakarta-Bali, Jakarta-Silangit, dan Banjarmasin-Bali.
Selain rute-rute tersebut, AirAsia juga menawarkan berbagai pilihan penerbangan lainnya yang dapat memudahkan masyarakat untuk menikmati liburan. Untuk destinasi domestik, tersedia rute seperti Jakarta-Labuan Bajo, Bali-Labuan Bajo, Balikpapan-Bali, dan Jakarta-Lampung.
Sementara untuk destinasi internasional, tersedia penerbangan menuju Singapura, Thailand, Malaysia, Hong Kong, dan Australia.
Seiring dengan momentum Nataru, pemerintah saat ini juga sedang bergeliat menurunkan harga tiket pesawat. Veranita mengatakan Air Asia akan mendukung upaya pemerintah tersebut.
Ia juga menilai dari sisi domestik, upaya penurunan harga tiket pesawat akan memaksimalkan tingkat perjalanan atau pariwisata.
"Kami lihat dampak positif dan memberikan stimulasi atau gairah mendorong kembali industri penerbangan," tutur Veranita.
Sebagaimana diketahui, pemerintah tengah berupaya menurunkan harga tiket pesawat. Terbaru, pemerintah menyusun skema harga tiket di momen-momen liburan seperti Nataru dan Lebaran. Jika berhasil, skema harga tiket tersebut akan berlaku selama 5 tahun pada momen Nataru.
Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya telah melakukan rapat dengan Menteri Koordinator, Menteri Perhubungan, Menteri Keuangan dan Menteri Pariwisata terkait dengan tiket yang naik turun saat momen tertentu (seasonal).
“Itu yang kemarin kita rapat dengan Pak Menko, tiket seasonal ini kan ada high ada low. Nah kita akan meminta bikin rencana 5 tahun, jadi tidak selalu kagetan,” kata Erick Thohir di Bandara Soetta, pekan lalu (4/12/2024).
Erick menjelaskan roadmap tiket pesawat ini sejalan dengan Presiden Prabowo yang melakukan segalanya dengan menyusun rencana. Erick juga mengatakan roadmap ini nantinya akan melibatkan pihak swasta, tidak hanya pemerintah.
“Semuanya kita kerja sama tidak hanya BUMN, tetapi private sector harus terlibat sama-sama. Jadi gak sendiri-sendiri, kita kerja itu harus sama-sama,” lanjutnya.
Adapun Pemerintah sendiri telah melakukan penyesuaian harga tiket dengan menurunkan harga hingga 10% saat momen Nataru. Menteri Perhubungan Dudy Purwaghandi menjelaskan empat strategi telah disepakati untuk menurunkan harga tiket pesawat selama periode Natal dan Tahun Baru, khususnya untuk penerbangan berjadwal kelas ekonomi pada rute domestik.
“Pertama, memperpanjang jam operasional bandara dan layanan navigasi penerbangan menjadi 24 jam selama Desember,” kata Dudy dalam Rapat Kerja dengan Komisi V, Rabu, (4/12/2024).
Strategi kedua mencakup diskon 50% untuk tarif pelayanan jasa penumpang pesawat udara (PJP2U) serta tarif pelayanan jasa pendaratan, penempatan, dan penyimpanan pesawat udara (PJP4U). Diskon ini berlaku untuk bandara yang dikelola Kemenhub maupun yang dikelola oleh Injourney Airports.
Strategi ketiga adalah pengurangan fuel surcharge, dari 10% menjadi 2% untuk pesawat jet, dan dari 25% menjadi 20% untuk pesawat propeller.
Strategi keempat adalah memberikan potongan harga avtur di 19 bandara, dengan harga diskon berkisar antara Rp700 hingga Rp980 per liter, berlaku sepanjang Desember 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.