Bisnis.com, JAKARTA — PT Delta Giri Wacana Tbk. menggelar penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) dengan membidik dana segar sebanyak-banyaknya Rp1 triliun. Aksi itu melanjutkan aksi IPO jumbo pada akhir tahun ini.
Sebelum Delta Giri Wacana, aksi IPO jumbo juga sedang ditempuh oleh PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dengan target dana Rp4,31 triliun dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY) dengan incaran dana segar Rp sekitar Rp4,15 triliun hingga Rp4,71 triliun.
Merujuk prospektus yang dipublikasikan Senin (2/12/2024), Delta Giri Wacana bergerak di bidang usaha industri bahan baku pemberantasan hama, perdagangan besar pupuk dan produk agrokimia, pergudangan dan penyimpanan, serta aktivitas perusahaan holding.
Dalam IPO, Delta Giri Wacana (DGWG) menawarkan sebanyak-banyaknya 1.666.666.700 (1,66 miliar) saham dengan nilai nominal Rp100. Jumlah itu mewakili maksimal 25% dari modal yang telah ditempatkan dan disetor penuh setelah IPO.
“Saham perseroan ditawarkan kepada masyarakat dengan harga sebesar Rp420 hingga Rp620 per saham,” tulis manajemen Delta Giri Wacana.
Dengan rentang harga tersebut, Delta Giri Wacana (DGWG) berpotensi meraih dana Rp700 miliar hingga Rp1,03 triliun dari aksi IPO.
Rencananya, dana hasil IPO akan digunakan Delta Giri Wacana (DGWG) sebesar 54,7% sebagai penyertaan modal kepada PT Fertilizer Inti Technology dan 8,9% untuk disetorkan kepada PT Dharma Guna Wibawa.
Selain itu, sekitar 33,1% untuk modal kerja, belanja modal dan pembayaran sebagian pokok utang perseroan kepada PT Bank UOB Indonesia dan PT Bank CIMB Niaga Tbk., serta sisanya untuk disetorkan kepada PT Semesta Alam Sejati sebagai penyertaan modal.
Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut masih ada 17 perusahaan berskala besar yang masuk dalam daftar tunggu atau pipeline untuk go public. Berdasarkan data BEI sampai dengan 29 November 2024, telah tercatat 39 perusahaan IPO dengan dana dihimpun sebesar Rp5.87 triliun.
"Hingga saat ini, terdapat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," tulis Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna pada Minggu (1/12/2024).
Paling banyak perusahaan yang masuk pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala besar atau aset di atas Rp250 miliar, yakni sebanyak 17 perusahaan. Kemudian, 2 perusahaan masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok berskala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu, 6 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.
Secara terperinci, paling banyak calon perusahaan IPO itu berasal dari sektor consumer non-cyclicals yakni sebanyak 5 perusahaan. Kemudian, 4 perusahaan berasal dari sektor energi. Selain itu, dari sektor consumer cyclicals, keuangan, industrial, hingga properti masing-masing memiliki 3 calon perusahaan IPO.