Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 17 perusahaan berskala besar masuk dalam pipeline untuk melantai di Bursa (initial public offering/IPO). Sebelumnya, dua perusahaan berskala besar juga telah dalam proses IPO yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY).
Berdasarkan data BEI, sampai dengan 29 November 2024 telah tercatat 39 perusahaan IPO dengan dana dihimpun sebesar Rp5.87 triliun. "Hingga saat ini, terdapat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," tulis Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna pada Minggu (1/12/2024).
Paling banyak perusahaan yang masuk pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala besar atau aset di atas Rp250 miliar, yakni sebanyak 17 perusahaan. Kemudian, 2 perusahaan masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok berskala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar.
Lalu, 6 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.
Secara rinci, paling banyak calon perusahaan IPO itu berasal dari sektor consumer non-cyclicals yakni sebanyak 5 perusahaan. Kemudian, 4 perusahaan berasal dari sektor energi. Selain itu, dari sektor consumer cyclicals, keuangan, industrial, hingga properti masing-masing memiliki 3 calon perusahaan IPO.
Pada tahun ini, jumlah perusahaan yang sudah IPO memang diwarnai oleh perusahaan-perusahaan berskala kecil. Baru pada November 2024, hilal IPO perusahaan jumbo terlihat di pasar modal.
Baca Juga
BEI sebelumnya menyebut ada lebih dari tiga calon emiten lighthouse company atau perusahaan berskala besar yang berpotensi IPO pada akhir tahun ini. Namun, baru dua perusahaan yang sudah mengeksekusi rencana tersebut, yakni Adaro Andalan dan MR DIY.
Teranyar, MR DIY menawarkan sebanyak 2.519.039.400 atau 2,51 miliar saham dengan nominal Rp25 per saham kepada publik melalui penawaran umum perdana saham.
Harga penawaran IPO saham MR DIY dipatok sekitar Rp1.650 hingga Rp1.870 per saham. Dengan demikian, MR DIY berpotensi meraup dana IPO sekitar Rp4,15 triliun hingga Rp4,71 triliun.
Adapun, Adaro Andalan menawarkan sebanyak-banyaknya 778,68 juta saham biasa, dengan nilai nominal Rp3.125 per saham, yang mewakili sebesar-besarnya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam IPO.
Saham perdana AADI akan ditawarkan ke masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham. Dengan nilai tersebut, jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp4,59 triliun.
Di sisi lain, BEI juga mencatat sebanyak 124 emisi dari 65 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) telah diterbitkan. Dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini adalah sebesar Rp116,6 triliun.
Ke depan, masih terdapat 24 emisi dari 18 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline Bursa.
Sementara itu, untuk rights issue sampai 25 Oktober 2024, sebanyak 15 perusahaan tercatat telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp34,42 triliun. Adapun sebanyak 8 perusahaan tercatat masuk ke dalam pipeline rights issue BEI per 29 November 2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.