Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Susul Adaro Andalan & MR DIY, 17 Perusahaan Jumbo Antre IPO di BEI

Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 17 perusahaan jumbo antre untuk IPO menyusul PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan MR DIY (MDIY).
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Petugas beraktivitas di PT Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (11/11/2024)./JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat sebanyak 17 perusahaan berskala besar masuk dalam pipeline untuk melantai di Bursa (initial public offering/IPO). Sebelumnya, dua perusahaan berskala besar juga telah dalam proses IPO yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk. (AADI) dan PT Daya Intiguna Yasa Tbk. (MDIY).

Berdasarkan data BEI, sampai dengan 29 November 2024 telah tercatat 39 perusahaan IPO dengan dana dihimpun sebesar Rp5.87 triliun. "Hingga saat ini, terdapat 25 perusahaan dalam pipeline pencatatan saham BEI," tulis Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna pada Minggu (1/12/2024).

Paling banyak perusahaan yang masuk pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala besar atau aset di atas Rp250 miliar, yakni sebanyak 17 perusahaan. Kemudian, 2 perusahaan masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok berskala kecil atau aset di bawah Rp50 miliar.

Lalu, 6 perusahaan yang masuk ke dalam pipeline IPO berasal dari kelompok perusahaan berskala menengah atau aset antara Rp50 miliar sampai dengan Rp250 miliar.

Secara rinci, paling banyak calon perusahaan IPO itu berasal dari sektor consumer non-cyclicals yakni sebanyak 5 perusahaan. Kemudian, 4 perusahaan berasal dari sektor energi. Selain itu, dari sektor consumer cyclicals, keuangan, industrial, hingga properti masing-masing memiliki 3 calon perusahaan IPO.

Pada tahun ini, jumlah perusahaan yang sudah IPO memang diwarnai oleh perusahaan-perusahaan berskala kecil. Baru pada November 2024, hilal IPO perusahaan jumbo terlihat di pasar modal.

BEI sebelumnya menyebut ada lebih dari tiga calon emiten lighthouse company atau perusahaan berskala besar yang berpotensi IPO pada akhir tahun ini. Namun, baru dua perusahaan yang sudah mengeksekusi rencana tersebut, yakni Adaro Andalan dan MR DIY.

Teranyar, MR DIY menawarkan sebanyak 2.519.039.400 atau 2,51 miliar saham dengan nominal Rp25 per saham kepada publik melalui penawaran umum perdana saham.

Harga penawaran IPO saham MR DIY dipatok sekitar Rp1.650 hingga Rp1.870 per saham. Dengan demikian, MR DIY berpotensi meraup dana IPO sekitar Rp4,15 triliun hingga Rp4,71 triliun.

Adapun, Adaro Andalan menawarkan sebanyak-banyaknya 778,68 juta saham biasa, dengan nilai nominal Rp3.125 per saham, yang mewakili sebesar-besarnya 10% dari modal ditempatkan dan disetor perseroan dalam IPO. 

Saham perdana AADI akan ditawarkan ke masyarakat dengan harga penawaran sebesar Rp4.590 hingga Rp5.900 per saham. Dengan nilai tersebut, jumlah seluruh nilai penawaran umum perdana saham ini adalah sebanyak-banyaknya sebesar Rp4,59 triliun.

Di sisi lain, BEI juga mencatat sebanyak 124 emisi dari 65 penerbit efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) telah diterbitkan. Dana yang dihimpun dari aksi korporasi ini adalah sebesar Rp116,6 triliun. 

Ke depan, masih terdapat 24 emisi dari 18 penerbit EBUS yang sedang berada dalam pipeline Bursa.

Sementara itu, untuk rights issue sampai 25 Oktober 2024, sebanyak 15 perusahaan tercatat telah menerbitkan rights issue dengan total nilai Rp34,42 triliun. Adapun sebanyak 8 perusahaan tercatat masuk ke dalam pipeline rights issue BEI per 29 November 2024.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper