Bisnis.com, JAKARTA — Sepekan sejak melantai di Bursa Efek Indonesia, saham PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) terus melaju di zona hijau dan melonjak lebih dari 250% dari harga IPO.
Hingga pukul 11.00 WIB perdagangan Senin (18/11/2024), saham DAAZ menguat 430 poin atau 16,1% ke posisi Rp3.100. Saham DAAZ bermanuver di rentang Rp2.520-Rp3.330 pada sesi I perdagangan hari ini.
Daaz Bara Lestari melakukan pencatatan saham perdana atau listing di BEI pada Senin (11/11/2024) setelah merampungkan initial public offering (IPO) pada level harga Rp880 per saham.
Sejak itu, saham DAAZ tancap gas dan konsisten menyentuh level auto reject atas (ARA) dengan lonjakan harga saham sebesar 25% per hari selama 5 hari berturut-turut pada periode 11-15 November 2024. Apabila dihitung dari harga IPO, saham DAAZ saat ini sudah melejit 252,27%.
Seperti diberitakan Bisnis, DAAZ menawarkan 300 juta saham atau 15,02% dari total saham dalam IPO. Alhasil, perseroan menggalang dana hasil IPO sebesar Rp264 miliar yang mayoritasnya akan digunakan untuk pinjaman kepada anak perusahaan. Selain itu, perusahaan akan menggunakan sebesar 33,34% dari dana IPO untuk pembelian bijih nikel dan modal kerja.
Menengok sejarahnya, PT Daaz Bara Lestari Tbk. (DAAZ) merupakan perusahaan yang berdiri pada 2009. Saat itu, perusahaan berfokus pada perdagangan komoditas batu bara. Namun, seiring berjalannya waktu DAAZ melakukan diversifikasi bisnis.
DAAZ bergerak di bidang perdagangan komoditas batu bara, nikel, dan bahan bakar diesel. Selain itu, juga memiliki lini usaha di jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan.
Berdasarkan prospektus, pemilik manfaat akhir atau ultimate beneficial owner DAAZ adalah Erwin Sutanto. Erwin Sutanto selaku pengendali juga merupakan salah satu pengendali dari satu perusahaan terbuka lainnya, yaitu PT Apexindo Pratama Duta Tbk. (APEX).
Direktur Utama DAAZ Mahar Atanta Sembiring mengatakan bahwa fokus perusahaan di antaranya pada pertumbuhan yang berkelanjutan, pengembangan jaringan bisnis, serta inovasi di sektor perdagangan, jasa angkutan laut, dan jasa pertambangan.
“Salah satu katalis dari pertumbuhan dan diversifikasi usaha kami adalah program penghiliran dan industrialisasi pemerintah, terutama untuk mineral nikel,” katanya.
Adapun saat ini, dia mengatakan bahwa DAAZ beroperasi di seluruh wilayah Indonesia, didukung lebih dari 800 karyawan di berbagai wilayah operasi.
Lebih lanjut, Mahar mengatakan bahwa DAAZ mengejar target pertumbuhan pendapatan sebesar 20% hingga akhir 2024.
"Biasanya kalau kami lihat dari tahunannya, itu di atas 20%, tumbuh dari tahun ke tahun," katanya saat konferensi pers di BEI pada Senin (11/11/2024).
Di sisi kinerja keuangan, DAAZ meraup laba bersih Rp43,71 miliar dari hasil penjualan Rp2,58 triliun dalam 4 bulan pertama 2024. Hingga 30 April 2024, total aset yang dimiliki DAAZ mencapai Rp3,43 triliun. Adapun, total liabilitasnya Rp2,15 triliun dan total ekuitasnya Rp1,27 triliun.