Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dinamika Untung Rugi & Reli Saham Garuda Indonesia (GIAA) 5 Tahun Terakhir

Di tengah tekanan kinerja keuangan, harga saham Garuda Indonesia (GIAA) terpantau jeblok dalam kurun 5 tahun terakhir.
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra (dari kanan) bersama dengan Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Prasetio, Direktur Niaga Ade R. Susardi dan Direktur Operasi Tumpal Manumpak Hutapea memberikan pemaparan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang, Banten, Rabu (22/5/2024).
Direktur Utama PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Irfan Setiaputra (dari kanan) bersama dengan Direktur Keuangan & Manajemen Resiko Prasetio, Direktur Niaga Ade R. Susardi dan Direktur Operasi Tumpal Manumpak Hutapea memberikan pemaparan seusai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) di Tangerang, Banten, Rabu (22/5/2024).

Bisnis.com, JAKARTA — PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) mencatatkan dinamika untung rugi keuangan dalam lima tahun terakhir seiring dengan tantangan utang yang menumpuk saat pandemi Covid-19. Di tengah tekanan kinerja keuangan, harga saham GIAA kian jeblok.

Sebelum pandemi Covid-19 atau sepanjang 2019, GIAA tercatat meraup laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$6,98 juta, berbalik dari kondisi rugi pada 2018 sebesar US$231,15 juta.

Namun, pada 2020 pandemi Covid-19 menghantam. Garuda Indonesia pun sempat dibayangi kerugian beruntun tepatnya pada 2020-2021.

Pada 2020, perseroan merugi US$2,47 miliar. Kondisi rugi disebabkan kinerja pendapatan tidak mampu mengimbangi beban usaha yang meningkat akibat pandemi Covid-19. GIAA meraup pendapatan US$1,49 miliar pada 2020, dengan beban usaha mencapai US$3,3 miliar.

Pada 2021, kerugian GIAA membengkak menjadi US$4,14 miliar. Saat itu, pendapatan GIAA mencapai US$1,33 miliar dengan beban usaha US$2,6 miliar.

Baru pada 2022, perseroan mencetak laba bersih sebesar US$3,73 miliar. Lompatan ini salah satunya diakibatkan oleh adanya pendapatan dari restrukturisasi utang senilai US$2,85 miliar.

Restrukturisasi tersebut berdasarkan keputusan homologasi tertanggal 27 Juni 2022. Saat itu, GIAA memperoleh pendanaan Rp7,5 triliun dan Rp725 miliar yang berasal dari penyertaan modal negara (PMN) dan PPA. Tercatat pada 2022 GIAA mampu menekan utang usaha sebesar 75%.

GIAA lantas mempertahankan laba bersih dengan meraih US$250,04 juta pada 2023. Perolehan itu ditopang oleh kinerja pendapatan usaha yang naik 39,83% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi US$2,93 miliar dengan beban usaha US$2,62 miliar.

Tahun ini, mengacu laporan keuangan per kuartal III/2024, GIAA sebenarnya masih mencatatkan rugi bersih mencapai US$131,22 juta.

Namun, Direktur Utama Garuda Indonesia Irfan Setiaputra mengatakan per Oktober 2024, GIAA berhasil membukukan laba bersih sebesar US$18,11 juta atau sekitar Rp283,81 miliar.

Irfan menjelaskan raupan laba tersebut dihasilkan karena adanya perubahan penerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 73 menjadi PSAK 107.

PSAK 73 merupakan suatu standar pembukuan, di mana transaksi sewa masuk ke dalam beban operasi. Sementara, PSAK 107 adalah standar akuntansi untuk akad ijarah yang digunakan dalam pembiayaan oleh bank syariah dan lembaga keuangan lainnya.

Adapun, GIAA berhasil mendapatkan persetujuan dari 10% total pesawat dengan transaksi sewa untuk kemudian dimasukan ke dalam skema ijarah.

"10% sudah setuju per kemarin Oktober. Jadi kami bisa langsung bukukan positif [laba bersih]," ujar Irfan setelah public expose pada beberapa waktu lalu.

Menurutnya, skema ijarah yang sudah dieksekusi mengubah pencatatan dengan PSAK 107. Ia berharap, ke depan terjadi pula peningkatan solvabilitas. "Kami harapkan juga dapat meningkatkan kapitalisasi pasar. Solvabilitas yang meningkat juga membuka akses perusahaan terhadap new financing," ujar Irfan.

Gerak Saham GIAA

Seiring dengan dinamika untung rugi, emiten maskapai berpelat merah ini mencatatkan kinerja harga saham yang terus jeblok dalam lima tahun terakhir.

Harga saham GIAA sempat menyentuh level Rp457 per lembar pada penutupan perdagangan akhir 2019. Namun, harga saham GIAA terus jeblok, dan mencapai level terendah di Rp48 per lembar pada tahun ini.

Secara historis, harga saham GIAA ditutup di level Rp457 per 2019. Kemudian, dalam setahun per 2020 merosot dan ditutup di level Rp369.

Lalu, sepanjang 2021 terjadi penurunan harga saham GIAA menjadi Rp204 saat penutupan akhir tahun. Pada 2022 saham GIAA disuspensi berkaitan dengan penundaan kewajiban pembayaran utang (PKPU).

Sementara, pada akhir 2023, saham GIAA ditutup di level Rp69 per lembar. Saat ini, GIAA mendapatkan notasi khusus E serta X dari Bursa Efek Indonesia (BEI). Notasi khusus E diberokan karena GIAA memiliki ekuitas negatif berdasarkan laporan keuangan per kuartal III/2024.

Sementara, GIAA mendapatkan notasi khusus X karena dicatatkan di papan pemantauan khusus.

Adapun, pada perdagangan kemarin, Kamis (14/11/2024), harga saham GIAA turun 3,39% ke level Rp57 per lembar. Harga saham GIAA sendiri ambrol 17,39% sepanjang tahun berjalan (year to date/ytd).

Sebelumnya, Analis Kiwoom Sekuritas Vicky Rosalinda menjelaskan GIAA masih menghadapi tantangan kinerja keuangannya imbas peningkatan beban pelayanan penumpang dan beban kendaraan.

"Saat ini kami melihat GIAA masih dalam pemulihan pada kinerjanya dengan beberapa strategi seperti fokus pada rute domestik dan selektif rute internasional serta optimalisasi armada melalui penyesuaian," ujarnya kepada Bisnis pada bulan lalu (3/10/2024).

_______

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 
pangan bg

Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking

Apa yang menjadi pertimbangan utama Anda dalam memilih aplikasi mobile banking?

Seberapa sering Anda menggunakan aplikasi mobile banking?

Fitur apa yang paling sering Anda gunakan di aplikasi mobile banking?

Seberapa penting desain antarmuka yang sederhana bagi Anda?

Apa yang membuat Anda merasa nyaman menggunakan aplikasi mobile banking tertentu?

Apakah Anda mempertimbangkan reputasi bank sebelum mengunduh aplikasinya?

Bagaimana Anda menilai pentingnya fitur keamanan tambahan (seperti otentikasi biometrik)?

Fitur inovatif apa yang menurut Anda perlu ditambahkan ke aplikasi mobile banking?

Apakah Anda lebih suka aplikasi yang memiliki banyak fitur atau yang sederhana tetapi fokus pada fungsi utama?

Seberapa penting integrasi aplikasi mobile banking dengan aplikasi lain (misalnya e-wallet atau marketplace)?

Bagaimana cara Anda mengetahui fitur baru pada aplikasi mobile banking yang Anda gunakan?

Apa faktor terbesar yang membuat Anda berpindah ke aplikasi mobile banking lain?

Jika Anda menghadapi masalah teknis saat menggunakan aplikasi, apa yang biasanya Anda lakukan?

Seberapa puas Anda dengan performa aplikasi mobile banking yang saat ini Anda gunakan?

Aplikasi mobile banking apa yang saat ini Anda gunakan?

pangan bg

Terimakasih sudah berpartisipasi

Ajak orang terdekat Anda untuk berpartisipasi dalam kuisioner "Uji pemahamanmu mengenai aplikasi mobile banking"


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper