Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) mengalami kinerja lesu dalam sepekan perdagangan terakhir dipengaruhi kemenangan Donald Trump di Pilpres AS. Sejumlah saham seperti PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) dan bank jumbo menjadi pemberat indeks.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG memang menguat 0,6% pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (8/11/2024) ditutup di level 7.287,19. Namun, dalam sepekan perdagangan atau sejak 4 November 2024 hingga 8 November 2024, IHSG turun 2,91%.
IHSG mencatatkan level terendah sepanjang perdagangan pekan ini di level 7.243,86, dan level tertinggi di 7.529,7.
Seiring dengan penurunan IHSG, kapitalisasi pasar saham Indonesia pun turun 2,86% dalam sepekan menjadi Rp12.241 triliun.
Nilai transaksi yang diperdagangkan dalam sepekan terakhir mencapai Rp58,42 triliun, volume transaksi 107,68 miliar lembar saham, dan frekuensi transaksi 6,52 juta kali transaksi.
Pada perdagangan sepekan terakhir, sejumlah saham menjadi pemberat kinerja IHSG atau top laggards. TPIA misalnya menjadi pemberat seiring dengan kinerja jeblok harga saham 14,91% dalam sepekan ke level Rp7.275 per lembar.
Baca Juga
Selain itu, deretan bank jumbo menjadi pemberat kinerja IHSG dalam sepekan terakhir seiring dengan kinerja jeblok harga saham. PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI) mencatatkan penurunan harga saham 4,89%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk. (BBRI) turun 3,83%, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) turun 3,36% dalam sepekan perdagangan.
PT Dian Swastatika Sentosa Tbk. (DSSA) jug menjadi pemberat IHSG seiring dengan penurunan harga saham 7,11% dalam sepekan. Lalu, harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) yang turun 7,35% dalam sepekan masuk ke dalam top laggards.
Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan pergerakan IHSG dalam sepekan terakhir dipengaruhi oleh sentimen kemenangan Trump di Pilpres AS.
Adapun, pada akhir pekan ini, penguatan IHSG tersengat oleh pengumuman penurunan suku bunga The Fed sebanyak 25 basis poin menjadi 4,5% hingga 4,75%. Pidato Gubernur The Fed Jerome Powell juga sedikit meredam aksi jual pada akhir pekan ini.
Ke depan masih ada harapan penguatan pasar saham Indonesia. "Kebijakan pelonggaran moneter The Fed ke depan, setidaknya sampai Trump dilantik Januari 2025 memberikan dorongan. Jadi masih ada harapan sampai akhir tahun. Ini sebenarnya bagus dalam memperkuat inflow," ujar Nafan, Jumat (8/11/2024).
Selain itu, proyeksi adanya window dressing pada akhir tahun ini memberikan sentimen positif selain kebijakan pelonggaran The Fed.