Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Kamis 31 Oktober 2024

Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Kamis (31/10/2024).
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menunjukan uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah diprediksi melanjutkan penguatan pada perdagangan hari ini, Kamis (31/10/2024). Rupiah berpotensi menembus kisaran Rp15.600 per dolar AS.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup menguat 0,42% ke Rp15.704 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar spot pada hari ini hingga pukul 06.00 WIB melemah 0,32 poin atau 0,31% ke posisi 103,9940. Indeks dolar spot tercatat sempat menyentuh level tertinggi sejak Desember 2022 di kisaran 104.

Pada perdagangan hari ini, Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam risetnya memperkirakan rupiah bakal melanjutkan tren penguatan.

“Rupiah berpotensi fluktuatif di rentang Rp15.650 sampai dengan Rp15.720 per dolar AS pada perdagangan Kamis [31/10/2024],” tulisnya dalam riset.

Menurutnya, penguatan rupiah bersama mata uang lainnya didorong oleh sentimen pemilihan presiden di Amerika Serikat. Pasar valuta asing, kata Ibrahim, turut mempelajari serangkaian isyarat tentang ekonomi Amerika Serikat dan suku bunga dalam beberapa hari mendatang.

Dari faktor domestik, ekonom memprediksi utang pemerintah di era Prabowo Subianto berpotensi makin bertambah besar menjadi Rp12.893 triliun dalam lima tahun mendatang.

Berdasarkan dokumen World Economic Outlook (WEO) yang dirilis oleh International Monetary Fund (IMF) edisi Oktober 2024, ekonomi melihat adanya penurunan rasio utang terhadap produk domestik bruto (PDB) pada 2029 menjadi 39,57%.

Posisi utang pemerintah diproyeksikan meningkat secara nominal walaupun rasionya stabil selayaknya posisi saat ini yang per Agustus 2024 sebesar 38,49%.

“Meningkatnya utang tersebut tidak lain berasal dari peningkatan belanja, sementara pendapatan stagnan. Alhasil, defisit akan terus meningkat secara nominal,” kata Ibrahim.

Sebelumnya, posisi utang pemerintah mencapai Rp8.461,93 triliun per 31 Agustus 2024 atau setara 38,49% terhadap PDB.

Jumlah tersebut turun sekitar Rp40,76 triliun dibandingkan dengan posisi utang pemerintah pada bulan sebelumnya atau Juli 2024 sebesar Rp8.502,69 triliun. Komposisi utang pemerintah terdiri atas Rp7.452,65 triliun dari surat berharga negara (SBN) dan pinjaman Rp1.009,37 triliun.


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper