Bisnis.com, JAKARTA — Emiten pengembang kawasan Kota Deltamas PT Puradelta Lestari Tbk. (DMAS) mencatatkan laba bersih sebesar Rp1,12 triliun sepanjang periode sembilan bulan 2024.
Torehan laba bersih itu naik 84,7% dari posisi pada periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp608 miliar. Sementara itu, marjin laba bersih tercatat sebesar 66,5%.
Direktur sekaligus sekretaris perusahaan DMAS Tondy Suwanto mengatakan segmen industri menjadi penyumbang utama pendapatan usaha perseroan mencapai Rp1,5 triliun atau sekitar 91,1% dari total pendapatan.
Adapun, penjualan lahan industri, khususnya pada sektor data center berkontribusi sebesar 64,5%. Kawasan Greenland International Industrial Center (GICC) belakangan menjadi daya tarik investor asing dari berbagai sektor.
“Hingga saat ini, sektor data center masih menjadi primadona di segmen industri,” kata Tondy lewat keterbukaan informasi, Selasa (29/10/2024).
Sementara itu, segmen hunian berkontribusi sebesar Rp92,3 miliar dan segmen komersial menyumbang Rp34,3 miliar. Di sisi lain, segmen sewa dan segmen hotel, masing-masing berkontribusi Rp12,3 miliar dan Rp12,1 miliar.
Baca Juga
Perseroan mencatatkan pendapatan usaha sebesar Rp1,7 triliun atau sekitar 93,6% dari target tahun 2024. Pendapatan itu mengalami peningkatan 71,8% dibandingkan dengan pendapatan usaha periode yang sama tahun sebelumnya di level Rp984 miliar.
Laba kotor perseroan meningkat 74,4% dari Rp677 miliar ke angka Rp1,18 triliun pada periode 9 bulanan tahun ini. Dengan marjin laba kotor sebesar 69,9%. Selain itu, laba usaha turut tumbuh 87,8% menjadi Rp977,5 miliar sampai kuartal III/2024.
“Kinerja yang baik pada periode ini mencerminkan komitmen kami yang antusias terhadap peluang dan inovasi untuk memberikan nilai tambah kepada pelanggan,” kata Tondy.
Dari sisi neraca aset, emiten berkode saham DMAS mencatatkan total aset sebesar Rp7,74 triliun, meningkat 15,2% dibandingkan dengan posisi kuartal III/2023 di level Rp6,72 triliun.
Peningkatan aset ini disebabkan karena kenaikan pada kas dan setara kas per 30 September 2024 sebesar Rp1,95 triliun, meningkat 89,6% dibandingkan posisi kas dan setara kas pada 31 Desember 2023 sebesar Rp1,03 triliun.
Adapun, jumlah liabilitas perseroan per 30 September 2024 sebesar Rp738,5 miliar, lebih rendah 11,9% dari posisi liabilitas per 31 Desember 2023 sebesar Rp833 miliar.
Penurunan liabilitas disebabkan karena menurunnya liabilitas kontrak sebesar Rp136,2 miliar atau sekitar 22,3%. Sementara itu, total ekuitas bersih per 30 September 2024 meningkat sekitar 19,1% ke level Rp7 triliun.