Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Waduh, Konflik Timur Tengah Bisa Bikin Harga Minyak Tembus US$120 per Barel

Citi Research meningkatkan proyeksi harga minyak pada kuartal IV/2024 dan I/2025 mendatang seiring dengan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Citi Research mengerek naik proyeksi harga minyak mentah skenario bullish pada kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025 mendatang seiring dengan meningkatnya potensi pasar untuk menyadari hilangnya pasokan selama periode tersebut karena meningkatnya konflik Timur Tengah.

Mengutip Reuters pada Selasa (15/10/2024), Citi meningkatkan bull case harga minyak untuk kuartal IV/2024 dan kuartal I/2025 masing-masing menjadi US$120 per barel (bbl) dari sebelumnya US$80/bbl.

“Namun, kami mempertahankan perkiraan dasar kami sebesar US$74/bbl Brent pada kuartal IV/2024 dan US$65/bbl pada kuartal I/2025, karena lemahnya fundamental pasar minyak," jelas Citi dalam laporan tersebut

Citi juga mengatakan pihaknya mempertahankan skenario penurunannya, yang mencakup peningkatan produksi OPEC+ mulai bulan Desember, dan pengurangan risiko pasokan minyak dengan probabilitas indikatif 20% untuk kuartal keempat tahun 2024 pada US$60/bbl dan kuartal I/2025 pada US$55/bbl. .

Minyak mentah berjangka Brent diperdagangkan sekitar US$77 per barel pada hari Senin, sementara minyak mentah berjangka West Texas Intermediate AS berada di level US$74 per barel.

Citi menyebut, setelah meninjau peristiwa-peristiwa risiko geopolitik utama sejak tahun 1950-an, kesimpulan utamanya adalah bahwa peristiwa-peristiwa bersejarah yang berpotensi atau benar-benar berdampak pada pasokan minyak cenderung tidak bertahan lebih lama dari beberapa kuartal.

Permintaan Menurun

Sementara itu, Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak atau OPEC pada Senin (15/10/2024) memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan minyak global pada 2024 dan 2025 seiring dengan data-data yang diterima sepanjang tahun ini.

Ini menjadi revisi penurunan ketiga berturut-turut yang dilakukan kelompok OPEC sepanjang 2024.

Prospek yang lebih lemah menyoroti dilema yang dihadapi oleh OPEC+, yang terdiri dari Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak dan sekutunya seperti Rusia, yang berencana untuk mulai meningkatkan produksi pada bulan Desember setelah sebelumnya menunda kenaikan karena latar belakang penurunan harga.

Dalam laporan bulanannya, OPEC menyebut permintaan minyak dunia akan mencapai sebesar 1,93 juta barel per hari (bph) pada 2024, turun dari pertumbuhan 2,03 juta barel per hari yang diperkirakan bulan lalu. Hingga Agustus, OPEC mempertahankan perkiraan tersebut tidak berubah sejak pertama kali dibuat pada Juli 2023.

China menyumbang sebagian besar penurunan pada 2024. OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan China menjadi 580.000 barel per hari dari 650.000 barel per hari. 

OPEC menyebut, meskipun langkah-langkah stimulus pemerintah akan mendukung permintaan pada kuartal keempat, penggunaan minyak menghadapi tantangan ekonomi dan beralih ke bahan bakar yang lebih ramah lingkungan.

“Konsumsi solar terus melemah karena melambatnya aktivitas ekonomi, sebagian besar disebabkan oleh perlambatan pembangunan gedung dan perumahan, dan substitusi gas alam cair (LNG) dengan bahan bakar diesel pada truk-truk tugas berat,” kata OPEC mengacu pada bulan Agustus.

OPEC mengatakan pertumbuhan permintaan tahun ini masih di atas rata-rata historis sebesar 1,4 juta barel per hari sebelum pandemi COVID-19, yang menyebabkan penurunan penggunaan minyak.

Sementara itu, OPEC memangkas perkiraan pertumbuhan permintaan global 2025 menjadi 1,64 juta barel per hari dari sebelumnya sebesar 1,74 juta barel per hari.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper