Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Begini Dampak Penyusunan Kabinet Prabowo-Gibran ke Pasar

Pelaku pasar melihat pembentukan kabinet ini dapat menjadi salah satu angin positif bagi pasar modal.
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P
Foto multiple exposure seorang karyawan memantau pergerakan harga saham di Jakarta, Senin (30/9/2024). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Presiden terpilih Prabowo Subianto tengah menyusun kabinetnya dan mulai memanggil sejumlah tokoh ke kediamannya sejak awal pekan ini, Senin (15/10/2024). Pelaku pasar melihat pembentukan kabinet ini dapat menjadi salah satu angin positif bagi pasar modal Indonesia. 

Economist NH Korindo Sekuritas Ezaridho Ibnutama menjelaskan terdapat rumor yang menyebutkan keretakan hubungan Prabowo dan Presiden Jokowi. Spekulator pasar melihat saat ini manuver Prabowo untuk mempertahankan menteri-menteri dalam posisi-posisi utama di masa awal administrasinya merupakan salah satu langkah untuk memperhalus transisi administrasi. 

"Spekulator pasar juga melihat Prabowo sebagai presiden terpilih mencoba untuk menjaga relasi dekat dengan Presiden Jokowi," ujar Ezaridho, Selasa (15/10/2024). 

Akan tetapi, setelah pelantikan Prabowo nantinya, menurut Ezaridho pasar harus memantau manuver selanjutnya dari Prabowo terkait dengan menteri dari kabinet Jokowi seperti Sri Mulyani, Bahlil Lahadalia, Raja Juli Antony, dan lain-lain. 

Ezaridho melanjutkan apabila pengaruh Jokowi masih kuat dalam birokrasi dan lembaga pemerintahan enam bulan setelah pelantikan, maka terdapat kemungkinan yang tinggi dari Prabowo untuk meluruskan dan melakukan restrukturisasi untuk internal birokrasi pemerintahannya. 

Dia mencermati ketidakpastian dan kekacauan dalam fase restrukturisasi ini menjadi titik utama bagi investor asing mulai masuk ke Indonesia. Dia menyebut apabila restrukturisasi di awal masa Prabowo ini terjadi dan kebijakan ekonomi Prabowo lebih pro-bisnis dengan pajak rendah dan deregulasi, maka outlook pasar akan lebih positif.

Akan tetapi, apabila fase restrukturisasi ini menjadi sulit, maka outlook pasar akan lebih pesimistis. Pasalnya, lanjut Ezaridho, saat ini kebijakan ekonomi Jokowi menjadi penyebab situasi Indonesia terjebak pada middle-income trap tanpa pertumbuhan yang luar biasa dan utang negara yang meroket akan berlanjut tanpa optimisme perubahan.

Sementara itu, Research Analyst Kiwoom Sekuritas Abdul Azis Setyo Wibowo menuturkan pelaku pasar melihat positif terhadap penunjukan kabinet Prabowo Subianto. Hal ini mengingat IHSG yang bergerak positif.

"Tetapi pelaku pasar juga menunggu bagaimana kebijakan-kebijakan yang akan dirilis oleh kabinet baru dan menunggu nama pasti dalam posisi kabinet baru," ucap Azis. 

Adapun Azis menyebut outlook pasar saham masih juga dipengaruhi oleh sentimen global yang tetap mencermati bagaimana panasnya perang di Timur Tengah serta stimulus dari China.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper