Bisnis.com, JAKARTA -- PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) memberikan penjelasan kepada Bursa Efek Indonesia (BEI) terkait Sea Group (Sea Ltd) yang dikabarkan bakal menjadi pemegang saham minoritas PT Bank Hibank Indonesia (Hibank).
Hibank adalah anak usaha BNI yang bergerak pada bank digital. BBNI menjawab terkati apakah sudah ada due diligence atas opsi Sea Group masuk sebagai pemegang saham Hibank.
"Kami telah melakukan penelaahan atas entitas yang akan menjadi mitra teknologi strategis untuk bekerja sama dengan Hibank dalam rangka pengembangan kapabilitas teknologi untuk mendukung transformasi Hiband menjadi bank digital," kata Okki Rushartomo, Corporate Secretary BBNI lewat keterbukaan informasi, Jumat (11/10/2024).
BBNI menjelaskan tidak ada dampak pemberian opsi terhadap bisnis serta layanan perbankan Hibank. Sejauh ini, Hibank masih melakukan penjajakan terhadap potensi kerja sama lainnya yang relevan dengan rencana bisnis perseroan.
Sebelumnya, Direktur Utama Hibank Jenny Wiriyanto mengatakan selain sebagai mitra teknologi, Sea Limited juga diberi jalan untuk menjadi pemegang saham minoritas.
“Saat ini kontribusi mereka [Sea] masih di sisi teknologi, kontribusi teknologi partner kita. Nantinya memang ada opsi untuk bisa menjadi bagian dari pemegang saham. Minoritas kecil,” ujarnya di Jakarta, Selasa (8/10/2024).
Baca Juga
Sebagai informasi, Sea Limited adalah perusahaan asal Singapura yang memiliki tiga lini bisnis berupa digital entertainment melalui Garena, lokapasar (e-commerce) lewat Shopee dan layanan keuangan digital lewat Sea Financial.
Selain ketiga layanan tersebut, Sea Group juga memiliki bank digital yakni PT Bank Seabank Indonesia (SeaBank). SeaBank juga menjadi salah satu bank digital terbesar dari sisi aset dan laba dengan masing-masing sebesar Rp31,25 triliun dan Rp195,95 miliar pada semester I/2024.
Jenny masih enggan memberikan informasi terkait kapan Sea Group bakal masuk ke Hibank. Dia menegaskan bahwa sejauh ini perusahaan telah membangun infrastruktur mereka sendiri, salah satunya berupa supply chain system.
Dia pun membeberkan bahwa perseroan sedang mengembangkan aplikasi mobile yang tidak hanya berfungsi untuk melakukan transaksi, tetapi juga bertujuan untuk mengoptimalkan kebutuhan UMKM.
“Jadi, di dalam aplikasi itu bisa ada financial planning, ada chatbot virtual relationship manager. Jadi, tunggu deh sebentar lagi keluar,” jelasnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.