Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Top 5 News Bisnisindonesia.id: Transaksi Crossing Bukalapak hingga Maju Mundur Pemindahan ASN

PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengalami transaksi crossing atau kesepakatan dua pihak dengan difasilitasi oleh sekuritas yang sama.
Pilihan berita analisis Bisnisindonesia.id - Ilustrasi Canva
Pilihan berita analisis Bisnisindonesia.id - Ilustrasi Canva

Bisnis.com, JAKARTA— PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengalami transaksi crossing atau kesepakatan dua pihak dengan difasilitasi oleh sekuritas yang sama di saat saham Perseroan bergerak fluktuatif sangat tajam dan isu akuisisi Temu.

Artikel bertajuk Transaksi Crossing Bukalapak (BUKA) saat Saham Melejit dan Isu Temu menjadi salah satu berita pilihan editor BisnisIndonesia.id. Selain berita tersebut, sejumlah berita menarik lainnya turut tersaji dari meja redaksi BisnisIndonesia.id.

Berikut ini sorotan utama Bisnisindonesia.id, Kamis (10/4/2024):

1. Transaksi Crossing Bukalapak (BUKA) saat Saham Melejit dan Isu Temu

PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mengalami transaksi crossing atau kesepakatan dua pihak dengan difasilitasi oleh sekuritas yang sama di saat saham Perseroan bergerak fluktuatif sangat tajam dan isu akuisisi Temu.

BUKA mencatatkan crossing sebesar Rp2,08 triliun pada sesi perdagangan I hari ini, Rabu (9/10/2024). Aksi tersebut terjadi pada harga premium atau di atas rentang harga perdagangan saham BUKA hari ini.

Berdasarkan data D'Origin, saham BUKA mengalami crossing sebesar Rp2,08 triliun, atau dengan harga rata-rata Rp155 per saham. Angka rata-rata ini di atas rentang harga saham BUKA selama perdagangan hari ini pada Rp132—Rp150 per lembar.

Berdasarkan riset Mandiri Sekuritas, crossing terjadi terhadap 13,4 miliar saham BUKA atau setara 13% kepemilikan. Transaksi crossing terbagi dalam dua harga, yaitu sebesar Rp250 per saham terhadap 3,6 miliar saham dan Rp120 per saham untuk 9,8 miliar saham. Jumlah kepemilikan tersebut identik dengan kepemilikan Ant Financial di BUKA.

Mandiri Sekuritas menuturkan belum terdapat keterbukaan informasi dari BUKA. Akan tetapi Mandiri Sekuritas memperkirakan hal ini adalah clean-up (pembersihan) seluruh kepemilikan Ant Financial di BUKA.

2. Prospek Cerah Pasar Apartemen Servis Jadi Pesaing Hotel

Pasar apartemen servis atau sewa memiliki potensi jangka panjang yang kuat. Sejak pandemi Covid-19, pasar apartemen servis atau berlayanan di Jakarta telah menunjukkan pertumbuhan kinerja yang signifikan baik dalam hal penawaran maupun permintaan.

Keberadaan apartemen dengan layanan jangka panjang dan jangka pendek menyoroti kemampuan adaptasi sektor ini untuk mengakomodasi berbagai kebutuhan penyewa.

Head of Research Colliers Indonesia Ferry Salanto mengatakan prospek Indonesia tetap menjanjikan karena beberapa alasan. Salah satunya, negara ini diperkirakan menarik lebih banyak investasi asing langsung (FDI) yang akan mendorong permintaan jangka panjang perusahaan dan terdapat potensi basis permintaan besar dari kelas menengah yang berkembang.

Pada kuartal III/2024, terdapat pasokan baru apartemen servis di Jakarta yakni Ascott Group membuka Somerset Kencana Jakarta memperluas pasokan apartemen berlayanan yang berlokasi di kawasan perumahan bergengsi Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Pengembangan baru ini memiliki 148 unit, menawarkan gabungan apartemen dengan satu hingga tiga kamar tidur, dengan unit satu kamar tidur mencakup 68% dari total keseluruhan. Dengan tambahan tersebut, total pasokan kini berjumlah 7.222 unit.

3. Janji Manis Swasembada Pangan Jokowi Tak Kunjung Terealisasi

Mimpi swasembada pangan terutama beras yang ditargetkan pemerintahan Presiden Joko Widodo tak kunjung terwujud hingga menjelang turun takhta. Di sisi lain, Indonesia makin memperbesar impor komoditas tersebut.

Setelah menduduki kursi Presiden, Jokowi secara terbuka menyatakan target swasembada pangan akan terwujud setidaknya dalam kurun 2 hingga 3 tahun. Merujuk dari pernyataan yang dikeluarkan pada 2015, maka target diproyeksi akan tercapai sekitar 2017 – 2018.

“Dalam 2 hingga 3 tahun [ke depan], diharapkan Indonesia bisa swasembada beras, dilanjutkan dengan kedelai, jagung, dan produk pertanian lainnya,” kata Jokowi pada Januari 2015 seperti dikutip laman Kementerian Sekretariat Negara.

Nyaris 10 tahun setelah janji manis itu disampaikan, mimpi swasembada pangan masih sekadar isapan jempol belaka. Sebaliknya, dalam kurun waktu tersebut, Indonesia telah mengimpor sekitar 12,89 juta ton beras. Bahkan, RI menerbitkan kuota impor beras hingga 3,6 juta ton pada 2024.

Setelah mimpi tersebut urung terwujud, pemerintah masih percaya diri dengan kembali mengeluarkan pernyataan baru ihwal swasembada pangan akan tercapai pada 2027. Setahun berikutnya atau pada 2028, produksi beras Indonesia ditargetkan dapat diekspor.

4. Celah Kelas Menengah Lolos dari Fenomena Makan Tabungan

Tabungan kelas menengah tetap konsisten tumbuh di tengah fenomena makan tabungan. Berdasarkan data Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) tabungan masyarakat di bawah Rp100 juta terbagi dalam beberapa kategori, mencakup tabungan di bawah Rp1 juta, kemudian Rp1 juta-Rp5 juta, Rp5 juta-Rp10 juta, Rp10 juta-Rp25 juta, Rp25 juta-Rp50 juta, dan terakhir Rp50 juta-Rp100 juta.

“Dari golongan itu, yang paling rendah [tumbuhnya] di bawah 1 juta, yaitu 0,72%. Mungkin terendah pada 2024. Tapi, ini mungkin dari pertamanya enggak punya duit atau mungkin dengan bantuan langsung tunai [BLT] belum dikeluarin kali BLT-nya” ujar Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa dikutip Rabu (9/10/2024).

Jika diperinci, per Agustus 2024 pertumbuhan atas simpanan Rp1 juta-Rp5 juta mencapai 5,92%. Selanjutnya, untuk golongan Rp5juta-Rp10 juta mencapai 6,16%, selanjutnya Rp10 juta-Rp25 juta 5,28%.  Sementara itu untuk Rp25 juta -Rp50 juta mencapai 5,73% dan Rp50 juta-Rp100 juta mencapai 5,19%.

Purbaya menyampaikan, capaian ini memang lebih tinggi dibanding bulan sebelumnya, misal Rp10juga-Rp25 juta yang hanya tumbuh 5,5%. Kemudian, Rp 25 juta-Rp50 juta pada Juli 2024 tumbuh 5,13% dan Rp50 juta-Rp100 juta hanya tumbuh 4,13% pada Juli 2024.

“Sepertinya dari sini, golongan yang agak menengah mengalami perbaikan, ini berlawanan dengan apa yang kita baca di mana kelas menengah turun,” katanya.

Menurutnya, kondisi kelas menengah di Indonesia tidak seburuk itu. Kendati begitu, dia masih akan melakukan pemantauan. “Tentunya belum akhir, ini baru awal, tapi kita monitor. Tapi artinya, yang ditakutkan orang selama ini, kalau kita lihat data, ini ternyata tidak seburuk yang digembar gemborkan,” jelasnya.

5. Maju Mundur Rencana Pemindahan ASN ke IKN Nusantara

Lagi-lagi rencana pemindahan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara kembali mundur menjadi pada Januari 2025. Pemindahan Aparatur Sipil Negara (ASN) ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara urung dilakukan tahun ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan pemindahan ASN dapat dilakukan pada April, kemudian mundur ke Juli, lalu dimundurkan Agustus dan kembali mundur pada September 2024. Hingga Oktober 2024, realisasi pemindahan ASN ke IKN tak kunjung datang.

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Abdullah Azwar Anas mengatakan Presiden Jokowi memerintahkan aparatur sipil negara (ASN) pindah ke IKN pada Januari 2025.

“Semalam saya dapat perintah dari Bapak Presiden melalui Pak Pratikno dapat perintah pada Januari 2025 ASN pindah ke IKN,” ujarnya dikutip Antara, Rabu (9/10/2024). Adapun pemindahan ASN ke IKN direncanakan pada September 2024. Namun, hingga awal Oktober belum juga dilaksanakan.  

Menurutnya, kepastian pemindahan ASN ke ibu kota baru Indonesia di Nusantara menunggu keputusan pemerintahan berikutnya yang dipimpin Presiden terpilih Prabowo Subianto. Pemerintah masih perlu menyelesaikan ekosistem ibu kota baru di Kalimantan Timur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Fatkhul Maskur
Editor : Fatkhul Maskur
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper