Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Aplikasi Temu Asal China Mau Caplok Bukalapak, BUKA Angkat Bicara

Bukalapak (BUKA) menanggapi rumor yang menyebutkan lokapasar asal China, Temu, akan mengakuisisi perseroan.
Ilustrasi transaksi e-commerce./ Dok Freepik
Ilustrasi transaksi e-commerce./ Dok Freepik

Bisnis.com, JAKARTA - Emiten lokapasar PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) menanggapi rumor yang beredar di pasar mengenai perseroan yang akan diakuisisi oleh lokapasar asal China, Temu.

Associate Vice President of Media & Communication Bukalapak Fairuza Ahmad Iqbal menjelaskan pihaknya tidak dapat mengomentari mengenai rumor pasar.

"Kami tidak bisa berkomentar atau menanggapi sesuatu yang berbentuk rumor," kata Fairuza, Senin (7/10/2024).

Sebagai informasi, terdapat rumor yang menyebutkan BUKA menjadi target akuisisi dari perusahaan lokapasar asal Tiongkok, Temu. Temu yang dimiliki oleh Pindoduo atau PDD Holdings ini dikabarkan tertarik untuk masuk ke pasar Indonesia.

Akan tetapi, kehadiran Temu menghadapi penolakan. Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) menyebut aplikasi Temu tidak masuk ke Indonesia karena menjadi ancaman bagi UMKM dalam negeri. 

KemenkopUKM menyebut pemerintah terus berkomitmen untuk mengawal dan memastikan aplikasi Temu tidak masuk ke Indonesia.

Hal tersebut membuat pasar berspekulasi BUKA menjadi target akuisisi Temu, sebagaimana kasus TikTok dan Tokopedia, karena pemerintah kemungkinan tidak akan memberikan izin operasi ke Temu.

Sebagai informasi, Temu memiliki konsep untuk menjual barang langsung dari pabrik tanpa melalui penjual atau seller, dropshipper, maupun ailiator. Hal tersebut dapat membuat harga barang menjadi lebih murah. 

Adapun akibat rumor tersebut, saham BUKA tercatat melesat 30,43% hingga pukul 13.00 WIB hari ini ke level Rp150 per saham. Saham BUKA diperdagangkan pada rentang Rp117-Rp153 per saham.

Sebanyak 2,47 miliar saham BUKA ditransaksikan siang ini, dengan nilai sebesar Rp346,5 miliar. Kapitalisasi pasar BUKA tercatat sebesar Rp15,47 triliun.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper