Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Dibuka Melemah ke Level Rp15.52, Mayoritas Mata Uang Asia Memerah

Rupiah dibuka melemah menuju posisi Rp15.528 pada Jumat (4/10/2024). Pelemahan nilai tukar rupiah juga diikuti oleh penurunan mata uang Asia lainnya.
Rupiah dibuka melemah menuju posisi Rp15.528 pada Jumat (4/10/2024). Pelemahan nilai tukar rupiah juga diikuti oleh penurunan mata uang Asia lainnya. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah dibuka melemah menuju posisi Rp15.528 pada Jumat (4/10/2024). Pelemahan nilai tukar rupiah juga diikuti oleh penurunan mata uang Asia lainnya. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) dibuka melemah menuju posisi Rp15.528 pada Jumat (4/10/2024). Pelemahan nilai tukar rupiah juga diikuti oleh penurunan mata uang Asia lainnya, sekaligus greenback.

Mengutip data Bloomberg, rupiah dibuka melemah 99,50 poin atau 0,64% ke level Rp15.528 per dolar AS. Adapun, indeks dolar AS juga menurun 0,07% menuju posisi 101,91.

Sementara itu, mata uang lain di Asia mayoritas dibuka melemah. Ringgit Malaysia turun 0,31%, baht Thailand melemah 0,11%, peso Filipina turun 0,02%, dan yuan China menurun 0,11%. Adapun yen Jepang dan won Korea masing-masing menguat 0,27% dan 0,11%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan sejumlah sentimen mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini. Dari luar negeri, laporan ketenagakerjaan nasional ADP menunjukkan jumlah pekerja swasta AS melebihi ekspektasi pada September 2024.

Selain itu, prospek konflik Timur Tengah yang meluas dapat mengganggu aliran minyak mentah dari wilayah pengekspor utama membayangi prospek pasokan global yang lebih kuat.

Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memberikan sinyal untuk membuka ruang pemangkasan suku bunga acuan lebih lanjut hingga akhir tahun ini. Penurunan suku bunga acuan seiring kondisi inflasi yang rendah, nilai tukar rupiah stabil, dan pertumbuhan ekonomi.

BI juga terus mencermati perkembangan ekonomi, seperti kebijakan suku bunga AS, Eropa, serta perkembangan ekonomi China. Momentum penurunan suku bunga acuan BI diperkirakan mendukung pertumbuhan ekonomi agar tetap solid, terutama bagi industri perbankan.

Pelonggaran kebijakan moneter BI tersebut diperkirakan akan mendorong penurunan cost of fund, yang selanjutnya akan mendorong penurunan suku bunga kredit perbankan.

Seiring dengan sentimen-sentimen di atas, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah akan fluktuatif, tetapi ditutup melemah di rentang Rp15.410 - Rp15.500 per dolar AS hari ini.

Sementara itu, Chief Economist of BCA Group David Sumual mengatakan nilai tukar rupiah pada akhir tahun ini diproyeksikan menguat tersulut tren penurunan suku bunga acuan. Namun, laju penguatan rupiah akan terganjal oleh tensi panas di Timur Tengah.

"Ada beberapa faktor yang mempengaruhi, tapi yang jelas yang paling kuat adalah tarik menarik suku bunga The Fed dengan kondisi di Timur Tengah,” pungkasnya.

Dia pun memproyeksikan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS sulit untuk berada di bawah level Rp15.000. Perkiraannya, rupiah akan bergerak di kisaran Rp15.300 - Rp15.800.

________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper