Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Bursa Karbon Cuma Rp37,06 Miliar Setahun, OJK: Bisa Dikatakan Kecil

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengatakan nilai transaksi bursa karbon Indonesia sebesar Rp37,06 miliar dalam satu tahun, relatif masih kecil.
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kedua kiri) usai peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ dok.Setpres
Presiden Joko Widodo (kedua kanan) berbincang dengan Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar (kedua kiri) usai peluncuran Bursa Karbon Indonesia, Selasa (26/9/2023) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta./ dok.Setpres

Bisnis.com, JAKARTA — Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan bahwa volume transaksi perdagangan bursa karbon Indonesia sejauh ini bisa dikatakan relatif masih kecil.

Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Keuangan Derivatif, dan Bursa Karbon OJK Inarno Djajadi mengatakan, meski relatif kecil, tetapi hal tersebut juga merupakan suatu pencapaian.

Berdasarkan data BEI, volume transaksi perdagangan bursa karbon Indonesia atau IDXCarbon telah mencapai 613.894 ton CO2e dengan nilai transaksi Rp37,06 miliar, sejak diluncurkan setahun lalu, pada 26 September 2023.

"Dengan nilai value itu 37 bilion rupiah. Bisa dikatakan kecil, tapi bisa dikatakan juga ini suatu achievement. Kita harus juga melihat bahwasanya untuk men-setup suatu bursa karbon yang aktif, untuk ETS (Emission Trading System) saja itu butuh waktu 10-20 tahun," katanya saat peringatan satu tahun bursa karbon Indonesia di BEI, pada Kamis (3/10/2024).

Kemudian, dia membandingkan dengan negara tetangga, yakni Malaysia yang juga butuh waktu 2 tahun untuk bisa terjadi transaksi bursa karbon.

Lebih lanjut, Inarno menjelaskan bahwa perdagangan bursa karbon Indonesia ke depan tentunya masih akan menghadapi banyak tantangan.

Dia mengingatkan seluruh pihak untuk mensyukuri semua perkembangan bursa karbon Indonesia hingga saat ini.

"Jadi bagaimanapun ya kita masih banyak tantangan, tetapi tentunya kita juga harus bersyukur bahwasanya sampai saat ini kita sudah mencapai pada titik saat ini," ucapnya menambahkan.

Meski begitu, Direktur Utama BEI Iman Rachman sebelumnya mengatakan bahwa perdagangan bursa karbon Indonesia sudah melampaui volume transaksi bursa karbon di Malaysia dan Jepang.

"Kalau ditanya, apakah kurang besar? Kita mesti bilang pembanding. Kalau kita bicara bursa karbon yang sebaya adalah bursa karbon Malaysia dan Jepang. Dibandingkan dua bursa itu, kita lebih besar perdagangannya," katanya menegaskan.

Adapun Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik mengungkap, volume transaksi bursa karbon di Malaysia 190.351 tCO2e dan bursa Jepang 502.811 tCO2e, jauh di bawah dari Indonesia 613.894 ton CO2e.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper