Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Melemah ke Level Rp15.165, Dolar AS Perkasa

Rupiah ditutup melemah ke level Rp15.165 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024). Sementara itu, dolar AS ditutup menguat ke ke 100,94.
Rupiah ditutup melemah ke level Rp15.165 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024). Sementara itu, dolar AS ditutup menguat ke ke 100,94. Bisnis/Suselo Jati
Rupiah ditutup melemah ke level Rp15.165 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024). Sementara itu, dolar AS ditutup menguat ke ke 100,94. Bisnis/Suselo Jati

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup melemah ke level Rp15.165 pada perdagangan hari ini, Kamis (26/9/2024). Rupiah melemah bersama sebagian mata uang Asia lainnya.

Mengutip data Bloomberg pukul 15.00 WIB, rupiah ditutup melemah 0,42% ke Rp15.165 per dolar AS. Adapun indeks dolar AS menguat 0,03% ke 100,94.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia ditutup bervariasi. Yen Jepang turun 0,27%, dolar Singapura naik 0,13%, dolar Taiwan turun 0,07%, won Korea Selatan naik 0,46%, dan peso Filipina turun 0,14%.

Kemudian rupee India turun 0,13%, yuan China menguat 0,16%, ringgit Malaysia turun 0,23%, dan baht Thailand naik 0,28%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang dolar menguat hari ini setelah reli tertajam sejak awal Juni karena para trader menanti pidato dari para pembuat kebijakan utama Federal Reserve, untuk mendapatkan petunjuk tentang laju penurunan suku bunga.

Meskipun tidak ada katalis yang jelas untuk pemulihan tersebut, para investor memiliki pandangan yang lebih bernuansa tentang seberapa agresif penurunan suku bunga AS di masa mendatang.

Menurut Ibrahim, data klaim pengangguran AS mingguan akan diteliti dengan seksama pada Kamis malam oleh investor, mengingat fokus Fed yang beralih ke ketenagakerjaan daripada inflasi.

Para trader masih mengharapkan penurunan suku bunga sebesar 50 basis poin kedua yang sangat besar pada pertemuan Fed berikutnya di bulan November, tetapi peluangnya turun menjadi 57,4% dari 58,2% sehari sebelumnya, menurut FedWatch Tool dari CME Group.

Sementara itu, dari dalam negeri ekonom memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di level 5,2% pada tahun ini dan berada di level 5,3% pada tahun 2025. Pertumbuhan ini akan didorong oleh kebijakan fiskal yang strategis dan tepat sasaran, serta pendalaman finansial di tengah meningkatnya tantangan di tingkat global.

Selama ini pertumbuhan positif perekonomian nasional masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang menyumbang setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Namun, para ekonom optimistis Indonesia masih memiliki peluang pertumbuhan yang belum dimanfaatkan melalui investasi bernilai tambah dan kebijakan fiskal strategis yang mendorong produktivitas dan ekspansi ekonomi.

Adapun untuk perdagangan besok, mata uang rupiah akan ditutup menguat di rentang  Rp15.100-Rp15.200 per dolar AS.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper