Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar AS Hari Ini, Selasa 24 September 2024

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (24/9/2024).
Ana Noviani, Fahmi Ahmad Burhan
Selasa, 24 September 2024 | 07:28
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Karyawati menghitung mata uang Dolar Amerika Serikat di tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (14/8/2023). Bisnis/Suselo Jati
Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA—Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS diprediksi fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Selasa (24/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan Senin (23/9/2024) dengan melemah 0,37% atau 55,5 poin ke posisi Rp15.205 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar AS terpantau naik 0,46% ke posisi 101,18.

Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya mengalami pelemahan. Yuan China, misalnya, melemah 0,17%, baht Thailand melemah 0,2%, peso Filipina melemah 0,56%, serta dolar Taiwan melemah 0,23%.

Akan tetapi, sejumlah mata uang di kawasan Asia lainnya mengalami pengutan. Yen Jepang misalnya menguat 0,25%, dolar Hong Kong menguat 0,06%, serta rupee India menguat 0,04%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi memperkirakan mata uang rupiah fluktuatif tetapi berpotensi ditutup melemah di rentang Rp15.200 - Rp15.280 per dolar AS pada perdagangan Selasa (24/9/2024).

Pada Senin (23/9/2024), Ibrahim memaparkan rupiah bergerak dipengaruhi sejumlah sentimen. Dari luar negeri, The Fed memangkas suku bunga secara tajam pekan lalu dan mengumumkan dimulainya siklus pelonggaran.

Isyarat lebih lanjut tentang The Fed akan dirilis pekan ini, dengan serangkaian pejabat, terutama Ketua Jerome Powell yang akan berbicara pada beberapa hari mendatang. Pengukur inflasi pilihan The Fed, data indeks harga PCE juga akan dirilis pada pekan ini.

Dari dalam negeri, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia mengatakan pengetatan bahan bakar minyak (BBM) subsidi dilakukan sebagai upaya agar lebih tepat sasaran. Pemerintah juga saat ini masih membahas terkait aturan pengetatan tersebut agar lebih tepat sasaran, dan mencerminkan keadilan.  


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper