Bisnis, JAKARTA—Cuaca La Nina memiliki dampak positif dan negatif bagi emiten minyak mentah kelapa sawit atau CPO. Mereka punya cara tersendiri demi menekan efek buruk tersebut.
Siasat emiten CPO hadapi La Nina hingga strategi Alam Sutra menjadi berita pilihan editor BisnisIndonesia.id yang terangkum dalam Top 5 News Bisnisindonesia.id edisi Senin (23/9/2024). Berikut selengkapnya
1. Gaya Emiten CPO Tekan Dampak La Nina
Cuaca La Nina memiliki dampak positif dan negatif bagi emiten minyak mentah kelapa sawit atau CPO. Mereka punya cara tersendiri demi menekan efek buruk tersebut.La Nina adalah kejadian anomali iklim global yang ditandai dengan keadaan suhu permukaan laut (SPL) atau sea surface temperature (SST) di Samudra Pasifik tropis bagian tengah dan timur yang lebih dingin dibandingkan suhu normalnya.
Hal tersebut menyebabkan peningkatan curah hujan di hampir di sebagian besar wilayah Indonesia.Menurut BMKG, peningkatan curah hujan saat La Nina umumnya berkisar 20%—40% lebih tinggi dibandingkan curah hujan saat tahun netral. Namun, terdapat juga beberapa wilayah yang mengalami peningkatan curah hujan lebih dari 40%.
Corporate Secretary PT Triputra Agro Persada Tbk. (TAPG) Joni Tjeng menjelaskan kondisi yang lebih basah akibat La Nina diperkirakan akan meningkatkan produksi TBS perseroan di masa yang akan datang.
Meski demikian, La Nina diperkirakan akan sedikit menekan oil extraction rate (OER) CPO akibat proses polinasi atau penyerbukan yang terganggu.OER adalah persentase minyak sawit yang didapatkan dari proses pengolahan tandan buah segar (TBS) menjadi minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO).
2. Kilau Ekspor Perhiasan RI Kian Memukau
Ekspor perhiasan dan barang berharga Indonesia terus menunjukkan tren positif, terutama selepas pandemi Covid-19. Peningkatan ekspor ini memberikan keyakinan bahwa sektor industri perhiasan di Tanah Air memiliki peluang untuk terus bertumbuh dan berkembang di pasar global.
Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Kementerian Perindustrian mengatakan bahwa pemerintah optimistis sektor industri perhiasan dalam negeri mampu terus berkembang dan makin besar pangsa pasarnya di kancah internasional.
Terlebih, industri perhiasan lokal memiliki potensi sumber daya alam, keahlian sumber daya manusia (SDM) perajin, serta memiliki desainer dengan kualitas produk yang terus meningkat. Oleh karena itu, imbuhnya, pemerintah akan terus mendorong kemudahan akses untuk perluasan pasar bagi para pelaku industri perhiasan, khususnya sektor industri kecil dan menengah (IKM).
“Tren positif ini [ekspor perhiasan] tentunya menjadi pelecut bagi pelaku industri perhiasan dalam negeri untuk terus mengembangkan produk dan ekspansi pasarnya,” kata Reni dalam siaran pers, dikutip Minggu (22/9/2024).
Reni mengungkapkan, salah satu akses perluasan pasar bagi para pelaku industri perhiasan lokal adalah dengan memberikan fasilitasi partisipasi pada Pameran Internasional Jewellry and Gem World (JGW) Hong Kong 2024 yang diselenggarakan pada 18—22 September 2024 di Hong Kong Convention & Exhibition Centre (HKCEC).
3.Emiten Kesehatan Tetap Kuat meski Suku Bunga Menyengat
Indeks saham sektor kesehatan (IDX Healthcare) menjadi kelompok paling untung pekan ini. Anggota konstituen seakan tidak terpengaruh dengan suku bunga acuan yang menyengat.Bank Sentral Amerika Serikat Federal Reserve memutuskan untuk memangkas suku bunga acuannya sebesar 50 poin dari posisi 5,25—5,5% menjadi 4,75—5%.
Sejalan dengan itu, Bank Indonesia juga telah melakukan pemangkasan BI Rate sebesar 25 bps dari 6,25% menjadi 6%.Saham-saham di sektor kesehatan tetap menunjukan kinerja yang baik meski ikut tersengat pemangkasan suku bunga.
IDX Healthcare mengalami kenaikan paling tinggi dari sektor lainnya, yaitu sebesar 3,59% ke posisi 1.551,825 selama sepekan terakhir. Saham emiten dengan kapitalisasi besar mengalami kenaikan signifikan.
Kenaikan harga saham paling tinggi di sektor kesehatan adalah PT Pyridam Farma Tbk. (PYFA) yang naik 19,86% dalam sepekan.Lalu, disusul PT Medikaloka Hermina Tbk. (HEAL) dengan kenaikan harga saham 11,49% dan PT Siloam Internasional Hospitals Tbk. (SILO) naik 9,03%.
Saham PT Tempo Scan Pasific Tbk. (TSPC) juga tercatat naik 4,14% dalam sepekan dan PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk. (MIKA) dengan kenaikan saham 3,33% dalam sepekan terakhir.
4.Ikhtiar Mengungkit Lifting Minyak Rokan Lewat EOR
Kegiatan pengurasan minyak lanjutan (enhanced oil recovery/EOR) diyakini dapat menjadi jalan keluar untuk meningkatkan lifting minyak dan gas bumi (migas) nasional di tengah tren penurunan produksi secara alami di sejumlah lapangan migas Tanah Air.
Terlebih, metode dan teknologi terkait dengan bahan kimia yang digunakan dalam EOR saat ini sudah berkembang. Ditambah lagi, pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) bersama Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) juga sudah mulai menjajaki kebijakan insentif untuk kegiatan EOR.
Dari sisi pelaku usaha, PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) sebagai operator Blok Rokan, Riau telah melakukan percepatan penerapan teknologi pengurasan minyak lanjutan tersebut. Sebagai anak perusahaan PT Pertamina (Persero) yang bergerak dalam bidang usaha hulu migas di bawah Subholding Upstream PT Pertamina Hulu Energi, PHR memberikan kontribusi terbesar baik untuk lifting maupun produksi minyak nasional.
Ariana Soemanto, Direktur Pembinaan Usaha Hulu Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengungkapkan bahwa untuk penerapan EOR Pertamina di Blok Rokan, khususnya lapangan Minas, untuk tahap awal di Minas area-A ditargetkan mulai injeksi chemical pada tahun depan.
“Sementara untuk produksi full scale-nya di Minas area-B sampai dengan area-E rencananya mulai produksi tahun 2030. Namun, pemerintah minta produksi lebih cepat, sebagaimana arahan Bapak Menteri SDM agar dipercepat paling lambat tahun 2029,” kata Ariana dalam keterangannya, dikutip Minggu.
Adapun, SKK Migas telah menyetujui usulan rencana pengembangan (plan of development/PoD) chemical EOR Lapangan Minas Tahap-1 dengan investasi Rp1,48 triliun pada 14 Desember 2023.
5.Komitmen Alam Sutera Bangun Kawasan Hunian Berkelanjutan
PT Alam Sutera Tbk (ASRI) terus berekspansi membangun hunian di barat Jakarta. Emiten berkode ASRI ini akan membangun proyek Alam Sutera 2 memiliki luas lahan sekitar 400 hektare dimana tahap pertama akan dikembangkan 9 hektare.
Direktur PT Alam Sutera Realty Lilia Setiprawarti Sukotjo mengatakan pihaknya akan meluncurkan klaster hunian harga Rp900 juta hingga Rp2,5 miliar.“Jika klaster pertama ini sukses kami kembangkan klaster selanjutnya di Alam Sutera 2,” ujarnya, Jumat (20/9/2024).
Selain itu, Alam Sutera juga akan meluncurkan 1 hingga 2 klaster hunian baru di kawasan Suvarna Sutera pada kuartal IV/224. Adapun Suvarna Sutera memiliki luas lahan 2.600 hektare dimana baru sedikit yang dilakukan pembangunan.
Secara total. Alam Sutera memiliki landbank sebesar 2.000 hektare yang tersebar di Tangerang, dengan 90% di antaranya berada di wilayah Tangerang, termasuk Alam Sutera, Suvarna Sutera, dan Pasar Kemis.“Kami menyasar anak milenial untuk pengembangan di Suvarna Sutera,” katanya.
Pengembangan properti yang dilakukan Alam Sutera mengutamakan inovasi untuk meningkatkan kualitas kehidupan.Sejak awal berdiri, Alam Sutera telah menerapkan prinsip-prinsip keberlanjutan dengan selalu memperhatikan aspek-aspek sosial sehingga tercipta harmonisasi dengan alam.
Komitmen Alam Sutera Group adalah menyediakan kawasan yang asri, lestari dan ramah lingkungan agar nyaman bagi warga dan masyarakat sekitarnya.
Corporate Communication Division Head PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI) Ch. Rossie Andriani menanggapi terkait isu miring klaster Respati yang dikembangkan di kawasan Suvarna Sutera Kabupaten Tangerang, tudingan warga tidak sesuai dengan fakta yang ada.