Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT United Tractors Tbk. (UNTR) dan PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) menjelaskan dampak kondisi cuaca La Niña terhadap aktivitas pertambangan.
Corporate Secretary UNTR Sara K Loebis menjelaskan UNTR biasanya memiliki perencanaan mengenai musim penghujan yang biasanya terjadi pada kuartal terakhir dan pertama.
"Di musim kering kami biasanya menggenjot produksi supaya bisa lebih cepat mencapai titik tertentu," ujar Sara dalam Astra Media Day, Rabu (18/9/2024).
Dia menuturkan hal tersebut untuk mengantisipasi pekerjaan yang mulai melandai pada musim hujan dikarenakan lokasi tambang yang licin dan pergerakan alat berat yang lebih sulit.
Sara juga menuturkan UNTR mengantisipasi La Niña dengan menyiapkan infrastruktur pendukung seperti pelapisan rutin terhadap jalan tambang.
Meski cukup menantang, Sara mengungkapkan musim penghujan membuat debit air sungai menjadi meningkat, sehingga memudahkan UNTR untuk mengangkut batu bara.
Baca Juga
"Positifnya, dari sisi penjualan batu bara, di Kalimantan agak ke tengah harus diantarkan ke selatan sejauh 400 kilo meter. Kalau kering, sungai agak cetek, kalau hujan bisa kami lewati," tutur Sara.
Hingga semester I/2024, anak usaha UNTR di sektor pertambangan batu bara Pamapersada Nusantara (PAMA) merealisasikan volume produksi batu bara sebanyak 69,6 juta ton. Volume produksi batu bara dari tambang klien PAMA itu naik 17,96% secara tahunan dari 59 juta ton pada 6 bulan 2023.
Di sisi lain, volume overburden removal (OB) PAMA juga meningkat dari 521,3 juta bank cubic meter (bcm) menjadi 589,9 juta bcm. Jumlah itu termasuk akumulasi volume OB pada Juni sebanyak 99,8 juta bcm dan produksi batu bara pada Juni 2024 yang tercatat sebesar 12,5 juta ton.
Sementara itu, emiten batu bara kongsi Grup Bakrie dan Grup Salim PT Bumi Resources Tbk. (BUMI) meyakini fenomena La Niña tidak akan mengganggu produksi batu bara BUMI.
"Tidak ada perubahan target volume produksi batu bara kami di 2024 sebesar 78-82 juta ton," kata Direktur BUMI Dileep Srivastava, Jumat (20/9/2024).
Adapun pada paruh pertama 2024, Srivastava menyampaikan BUMI telah memproduksi 37,7 juta ton batu bara, naik 7% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 35,4 juta ton.
Srivastava juga mengungkapkan apabila cuaca cukup mendukung pada semester II/2024, BUMI bisa saja meningkatkan produksi batu bara perseroan.
"Tetapi tentu itu bergantung pada permintaan pasar," ucap Srivastava.