Bisnis.com, JAKARTA— Fase bullish pasar saham usai dimulainya siklus pemangkasan suku bunga acuan mendorong saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) menyentuh level harga tertinggi sepanjang masa alias all time high (ATH).
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham BBCA menguat 2,59% ke level Rp10.900 per saham pada perdagangan Kamis (19/9/2024). Dengan lonjakan itu, BBCA menjadi urutan teratas top leaders indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan kemarin.
Level harga Rp10.900 per saham sekaligus menjadi rekor tertinggi saham BBCA. Saham Bank BCA sudah meningkat 15,96% sepanjang tahun berjalan 2024.
Alhasil, kapitalisasi pasar BBCA mencapai Rp1.330 triliun atau satu peringkat di bawah PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) yang kokoh di posisi puncak dengan market cap Rp1.475 triliun.
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia Miftahul Khaer mengatakan prospek berlanjutnya pemangkasan suku bunga pada semester II/2024 menjadi salah satu sentimen positif bagi sektor perbankan.
Suku bunga yang lebih rendah, lanjutnya, membuka peluang bagi perbankan bisa lebih kuat lagi dalam penyaluran kreditnya.
“Selain itu dengan suku bunga yang lebih rendah bisa membuat kualitas kredit perbankan menjadi lebih baik,” ucapnya kepada Bisnis, baru-baru ini.
Dalam riset terbarunya, analis BRI Danareksa Sekuritas Victor Stevano dan Naura Reyhan Muchlis mempertahankan peringkat overweight untuk sektor perbankan.
Hal itu didasari oleh kondisi likuiditas yang lebih baik, prospek kenaikan net interest margin (NIM) dan kualitas aset yang meningkat. Kondisi tersebut terkait dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia sebesar 25 basis poin dan Fed Rate sebesar 50 basis poin pada bulan ini.
“Kami masih menyukai saham BBCA seiring dengan posisi simpanan yang superior dan kualitas aset yang kuat akan bermanfaat untuk jangka panjang. Selain itu, investor lokal juga masih dalam posisi underweight,” paparnya.
Saham BBCA menjadi top pick BRI Danareksa Sekuritas di sektor perbankan dengan rekomendasi beli dan target harga Rp12.400 per saham.
Senada, Tim Analis JP Morgan juga memilih saham BBCA sebagai salah satu top pick di sektor perbankan Indonesia. Siklus pemangkasan bunga Bank Indonesia dan The Fed, stabilitas rupiah dinilai sebagai katalis positif emiten di sektor keuangan.
Saham BBCA mendapat peringkat overweight dengan target harga Rp12.000 per saham. Target itu mencerminkan proyeksi price to earnings ratio sebesar 23,5 kali pada 2024 dan 20,9 kali pada 2025.
-------------
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.