Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp15.401,5 per Dolar AS

Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.401,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2024).
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.401,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2024).

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah mengakhiri perdagangan hari ini dengan menguat 0,24% atau 37,5 poin ke posisi Rp15.401,5 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau menurun 0,38% ke posisi 100,98.

Sama seperti rupiah, mata uang Asia lainnya pun mengalami penguatan. Yen Jepang misalnya menguat 0,84%, dolar Taiwan menguat 0,53%, dan won Korea menguat 1,02%.

Sejumlah mata uang Asia lainnya yang mencatatkan penguatan adalah peso Filipina menguat 0,27%, rupee India menguat 0,07%, dan yuan China menguat 0,33%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi Pasar mengatakan pada perdagangan pekan ini, pasar tetap pada ekspektasi pemotongan suku bunga acuan, meskipun ada beberapa pembacaan inflasi yang kuat pekan ini.

Sementara pembacaan inflasi awalnya melihat taruhan bergeser ke arah pengurangan 25 basis poin oleh The Fed pekan depan. Beberapa data pasar tenaga kerja yang lemah membuat taruhan pada pengurangan 50 basis poin kembali berlaku.

CME Fedwatch menunjukan pasar memperkirakan peluang 56% bahwa The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin pekan depan, bersama dengan peluang 44% untuk pengurangan 50 basis poin.

"Bank sentral secara luas diharapkan untuk memulai siklus pelonggaran mulai pekan depan setelah sinyal dovish dari sejumlah pejabat Fed dalam beberapa pekan terakhir," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis pada Jumat (13/9/2024).

Dari dalam negeri, ekonomi Indonesia tengah berada di persimpangan jalan yang penuh tantangan. Serangkaian data terbaru menunjukkan sinyal-sinyal pelemahan yang semakin mengkhawatirkan.

Deflasi yang terjadi selama empat bulan berturut-turut, penurunan Purchasing Managers Index (PMI) di bawah ambang batas ekspansi, dan peningkatan angka pengangguran menjadi bukti nyata melambatnya pertumbuhan ekonomi.

Kondisi deflasi yang tidak biasa ini mengindikasikan melemahnya daya beli masyarakat, terutama kelas menengah.

Penurunan konsumsi, khususnya pada sektor restoran dan properti, memberikan dampak signifikan terhadap perekonomian. Kondisi ini semakin diperparah dengan penurunan permintaan kredit, baik untuk modal kerja maupun konsumsi.

Untuk perdagangan pekan depan, Selasa (17/9/2024), mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.350 - Rp15.420.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper