Bisnis.com, JAKARTA - Mata uang rupiah dibuka menguat ke posisi Rp15.400 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Jumat (13/9/2024).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah dibuka pada perdagangan dengan naik 0,25% atau 39 poin ke posisi Rp15.400 per dolar AS. Pada saat yang sama, indeks dolar terpantau melemah 0,11% ke posisi 101,124.
Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,46%, dolar Taiwan menguat 0,34%, baht Thailand menguat 0,24%, ringgit Malaysia menguat 0,34%, dan peso Filipina menguat 0,22%.
Selanjutnya, won Korea menguat 0,66%, yuan China menguat 0,11%, dolar Singapura menguat 0,12%, dan dolar Hong Kong menguat 0,04%. Sedangkan, rupee India stagnan atau berjalan di tempat.
Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi telah memprediksi bahwa mata uang rupiah pada hari ini (13/9/2024) akan bergerak fluktuatif tetapi berpotensi ditutup menguat direntang Rp15.340-Rp15.450.
Dari luar negeri, lanjutnya, CME Fedwatch telah menunjukkan taruhan bahwa bank sentral akan memangkas suku bunga hanya sebesar 25 basis poin ketika bertemu pekan depan tumbuh secara substansial setelah data Rabu, sementara taruhan pada pemotongan 50 bps berkurang lebih dari setengahnya.
Namun sebelum pertemuan The Fed pekan depan, fokusnya adalah pada data inflasi indeks harga produsen yang akan dirilis pada Kamis malam, untuk isyarat lebih lanjut tentang inflasi.
Prospek pemotongan suku bunga yang lebih kecil menjadi pertanda buruk bagi mata uang yang melawan dolar AS, mengingat skenario seperti itu menandakan kondisi moneter AS yang lebih ketat untuk waktu yang lebih lama.
Sementara dari dalam negeri, dia mengatakan bahwa satu bulan lagi Prabowo-Gibran akan segera di lantik untuk menjadi Presiden dan Wakil Presiden.
Periode pemerintahan Prabowo-Gibran akan mendapat tantangan yang berat ditengah situasi geopolitik yang terus memanas, terutama di kawasan Timur Tengah dan Eropa tidak menunjukkan tanda-tanda reda hingga menjelang pelantikan Prabowo-Gibran sebagai Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2024-2029.
Menurutnya, pemerintah harus memiliki terobosan dalam membuat kebijakan ekonomi yang cermat dan terukur serta mampu merespons setiap dinamika global ini dengan kebijakan yang cerdas dan efektif, demi menjaga kepentingan nasional.
Tensi geopolitik berimbas pada lonjakan harga minyak dunia, yang memperburuk tekanan inflasi global. Bank sentral negara-negara maju pun enggan menurunkan suku bunga, menambah ketidakpastian ekonomi global yang berpengaruh pada negara-negara berkembang, termasuk Indonesia.
Kemudian, China sebagai salah satu mitra dagang terbesar Indonesia mengalami penurunan pertumbuhan ekonomi. Hal ini mempengaruhi ekspor Indonesia lantaran dapat menekan sektor perdagangan luar negeri yang selama ini menjadi salah satu motor penggerak ekonomi nasional.
Hal tersebut harus dilakukan pemerintahan baru demi terciptanya sistem ekonomi Pancasila dan Indonesia 2045 yang menjadi salah satu visi-misi utama saat berkampanye beberapa waktu lalu.
Demi terwujudnya ekonomi Pancasila dan Indonesia Emas 2045, maka targetnya adalah pertumbuhan ekonomi yang stabil di atas 6% per tahun, dengan fokus pada pengembangan infrastruktur, pendidikan, dan kesehatan.