Bisnis.com, JAKARTA - PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menyatakan bahwa volatilitas mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan berpengaruh terhadap harga pokok penjualan, lantaran bahan baku perseroan didominasi impor.
Direktur PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) Kartika Setiabudy menekankan pentingnya kondisi nilai tukar rupiah yang stabil. Faktor tersebut dinilai akan berdampak positif bagi perusahaan.
"Kurs rupiah berpengaruh ke harga pokok penjualan karena importasi bahan baku yang belum tersedia secara lokal," katanya saat dihubungi Bisnis, Kamis (12/9/2024).
Dia mengatakan bahwa saat ini sekitar 80%-90% bahan baku KLBF diperoleh secara impor. Bahan baku tersebut merupakan API (Active Pharma Ingredients) dan skimmed milk.
Lebih lanjut, Kartika menjelaskan bahwa sebagian besar bahan baku masih harus diimpor karena keterbatasan suplai bahan baku dari dalam negeri.
Adapun, dia mengatakan bahwa pada saat kurs rupiah melemah, KLBF mempunyai strategi untuk mengatasi hal tersebut.
"Dalam kondisi kurs yang melemah, perusahaan berupaya mengelola tingkat margin dengan strategi bauran produk dan pengelolaan harga," ucapnya.
Selain itu, strategi KLBF lainnya yaitu perusahaan tetap berinovasi untuk mencari substitusi bahan baku impor menjadi lokal untuk mengurangi ketergantungan atas pembelian bahan baku impor.
Kemudian, dia juga menjelaskan bahwa perusahaan terus membangun kapabilitas untuk produksi dalam negeri untuk memenuhi Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) sebagai strategi jangka panjang.
"Pada segmen obat biologis, perusahaan telah merintis produksi dan penggunaan bahan baku lokal," tambahnya.
Di sisi lain, Kalbe juga memiliki kemitraan strategis dengan China untuk membangun fasilitas produksi bahan baku obat guna mendukung ketahanan farmasi nasional jangka panjang.
Adapun, Kalbe bersama Livzon Pharmaceutical Group Inc. China membentuk perusahaan patungan untuk memproduksi bahan baku obat dengan investasi awal senilai Rp650 miliar.
Untuk diketahui, impor bahan baku KLBF turut terkena imbas dari mata uang rupiah yang melemah. Adapun, rupiah dibuka melemah ke posisi Rp15.418 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Kamis (12/9/2024).
Selain itu, ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed pada September ini juga disinyalir menjadi pendorong utama pergerakan dolar AS.