Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Deretan Saham Ritel MAPI & ACES Cs Kompak Moncer, Meski Daya Beli Anjlok

Emiten peritel Mulai dari MAPI hingga ACES mencatatkan kinerja saham yang moncer pada September 2024, walau daya beli masyarakat anjlok.
Pengunjung melintas di salah satu pusat perbelanjaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Abdurachman
Pengunjung melintas di salah satu pusat perbelanjaan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA - Deretan emiten peritel seperti PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) hingga PT Aspirasi Hidup Indonesia Tbk. (ACES) mencatatkan kinerja saham yang moncer pada September 2024. Meski begitu, emiten peritel dihadapkan pada situasi lesunya daya beli masyarakat.

Berdasarkan data RTI Business, harga saham MAPI melejit 10,63% pada perdagangan hari ini, Selasa (10/9/2024) ditutup di level Rp1.665 per lembar. Harga saham MAPI juga melejit 11% dalam sepekan dan 15,22% dalam sebulan perdagangan. 

Anak usaha MAPI, yakni PT Map Aktif Adiperkasa Tbk. (MAPA) pun mencatatkan peningkatan harga saham 7,51% ke level Rp930. Dalam sebulan perdagangan harga saham MAPA naik 11,38%.

PT Midi Utama Indonesia Tbk. (MIDI) mencatatkan peningkatan harga saham 5,24% ke level Rp442. Harga saham pengelola rantai gerai Alfamart, PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk. (AMRT) naik 3,05% ke level Rp3.040.

Lalu, harga saham PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA) naik 0,47% pada perdagangan hari ini. Sementara, saham PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) naik 0,31%.

Selain itu, harga saham ACES melejit 4% ke level Rp780 pada perdagangan hari ini. Harga saham ACES pun naik 8,33% dalam sepekan dan naik 5,41% dalam sebulan.

Meski saham emiten ritel melejit, terdapat kekhawatiran akan melemahnya daya beli masyarakat. Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data deflasi terjadi tiga bulan beruntun. Pada Juli 2024 deflasi -0,18%, Juni 2024 -0,08%, dan Mei 2024 deflasi -0,03%.

Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan meski daya beli lemah, namun ritel sales index masih stabil diiringi harapan pasar terhadap kinerja sektor ritel.

"Ritel sales index masih baik. Jadi masih optimistis akan prospek ritel di Tanah Air. Sektor ritel pun akan kuat dan resilien di tengah tantangan deflasi," ujarnya kepada Bisnis pada beberapa waktu lalu.

Tim Riset Samuel Sekuritas memproyeksikan kinerja yang kuat dari emiten peritel pada paruh kedua tahun ini, didorong oleh permintaan yang kuat dari segmen menengah ke atas.

Selain itu, ada dorongan bantuan pemerintah pada semester II/2024 yang diharapkan dapat meningkatkan permintaan dari segmen kelas bawah. 

Namun, ada tantangan dari potensi pengenaan pajak impor sebesar 200% pada produk-produk China. Kondisi tersebut diperkirakan dapat merugikan para peritel dengan paparan tinggi terhadap inventaris China, termasuk ACES dan MAPI.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper