Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan melanjutkan penguatan pada perdagangan 9 – 13 September 2024. Pengumuman suku bunga The Fed pada dua pekan mendatang akan menjadi salah sentimen bagi indeks komposit.
Selama sepekan terakhir atau tepatnya pada 2 – 6 September 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) melaporkan IHSG mengalami kenaikan 0,67% dari pekan sebelumnya menjadi 7.721,84. Adapun, kapitalisasi pasar naik 0,78% menuju Rp13.217 triliun.
Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan bahwa pekan ini akan dibayangi sikap antisipatif pasar terhadap hasil pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) The Fed, yang berlangsung pada 17 – 18 September 2024.
Pada saat bersamaan, pasar juga mengantisipasi hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) yang diperkirakan masih menahan suku bunga acuan. BI diproyeksikan memangkas suku bunga acuan pada kuartal IV/2024.
“Secara teknikal, terbentuk golden cross pada Stochastic RSI. IHSG berpotensi uji resistance pada level 7.750 pada Senin [9/9] dan diperkirakan bertahan di atas 7600 pada pekan ini,” ujarnya dalam publikasi riset, dikutip Minggu (8/9/2024).
Saham-saham pilihan Phintraco Sekuritas untuk pekan depan, antara lain PT BFI Finance Indonesia Tbk. (BFIN), PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk, (SSMS), PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN), PT Essa Industries Indonesia Tbk. (ESSA), PT H.M Sampoerna Tbk. (HMSP), dan PT Erajaya Swasembada Tbk. (ERAA).
Baca Juga
Sementara itu, Equity Analyst Indo Premier Sekuritas (IPOT) Dimas Krisna Ramadhani memperkirakan IHSG berpotensi lanjutkan penguatannya ke posisi 7.900 – 8.000 jika level 7.600 dapat bertahan sebagai area support.
Pada perdagangan 9 – 13 September 2024, Dimas memandang terdapat tiga sentimen yang akan mempengaruhi gerak IHSG yakni aliran dana asing, inflasi tahunan Amerika Serikat (AS) Agustus, dan Indeks Harga Produsen (PPI) bulanan AS periode Agustus.
Dia menjelaskan bahwa pekan lalu investor asing mencatatkan inflow ke IHSG sebesar Rp3,4 triliun di pasar reguler. Nominal ini terbilang besar berdasarkan historis dan pembelian tersebar di beberapa saham penting untuk IHSG, seperti BMRI, BBNI, BBRI.
“Secara historikal apabila investor asing mulai mencatatkan inflow ke IHSG dengan nominal yang besar, maka itu merupakan indikasi terhadap tren kenaikannya,” ujarnya.
Di sisi lain, inflasi tahunan AS untuk bulan Agustus diperkirakan akan mengalami pertumbuhan sebesar 2,6% atau lebih rendah dari bulan sebelumnya yang mencatatkan inflasi sebesar 2,9%.
Jika data yang dirilis pada Rabu mendatang sesuai dengan perkiraan konsensus, Dimas menyatakan bahwa maka hal tersebut akan menjadi katalis positif bagi pasar karena capaian inflasi Agustus semakin mendekati target The Fed yakni 2%.
“Namun, apabila inflasi yang terjadi untuk bulan Agustus ini terlampau lemah justru hal ini akan menambah kekhawatiran pelaku pasar terhadap perlambatan ekonomi AS,” ucapnya.
Di samping itu, PPI bulanan AS untuk periode Agustus diprediksi mencatatkan peningkatan ke level 0,2% atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yakni 0,1%. Data ini juga menjadi indikator The Fed dalam mempertimbangkan keputusan suku bunga acuannya.
IPOT merekomendasikan buy on breakout untuk saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) dengan support berada di level Rp5.550 dan resistance Rp6.000.
Adapun, saham PT Pantai Indah Kapuk Dua Tbk. (PANI) direkomendasikan beli dengan support Rp7.300 dan resistance Rp8.200, sementara PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) buy on pullback dengan level support Rp10.300 serta resistance Rp11.300.
---------------------------
Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.