Bisnis.com, JAKARTA — Emiten batu bara PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) mecatatkan kinerja negatif sepanjang semester I/2024 setelah membukukan penurunan pendapatan dan laba bersih hingga double digit pada 6 bulan pertama tahun ini.
Berdasarkan laporan keuangan semester I/2024 yang dikutip Jumat (30/8/2024), BSSR membukukan pendapatan senilai US$482,50 juta atau setara Rp7,91 triliun (kurs Jisdor Rp16.394 per dolar AS). Rapor ini terkoreksi 18,72% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$593,65 juta.
Adapun penjualan BSSR ditopang oleh penjualan pihak ketiga sebesar US$401,60 juta sementara penjualan kepada pihak berelasi hanya sebesar US$80,90 juta. Pihak berelasi tersebut antara lain Brooklyn Enterprise Pte. Ltd., Tata International Singapore Pte. Ltd., dan Tata International West Asia DMCC.
Seiring dengan turunnya penjualan, BSSR juga mencatatkan penurunan beban pokok menjadi US$311,95 juta, atau turun 16,82% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$375,04 juta.
Kemudian terdapat pula penurunan beban penjualan dan distribusi serta beban umum dan administrasi yang masing-masing tercatat sebesar US$61,77 juta dan US$5,66 juta.
Setelah diakumulasikan dengan beban dan pendapatan lainnya, tercatat BSSR membukukan penurunan laba bersih yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar 24,45% menjadi US$80,35 juta atau setara Rp1,31 triliun. Padahal semester I/2023 tercatat sebesar US$239,89 juta.
Baca Juga
Sementara itu, BSSR memiliki total liabilitas sebesar Rp188,00 juta dengan rician liabilitas jangka panjang sebesar US$11,10 juta dan liabilitas jangka pendek sebesar US$176,90 juta.
Adapun total ekuitas per Juni 2024 tercatat sebesar US$267,81 juta atau lebih tinggi dibandingkan posisi akhir 2023 yang tercatat sebesar US$242,48 juta. Sementara itu total aset tercatat sebesar US$455,82 juta naik dari posisi akhir 2023 sebesar US$408,45 juta.
Target Produksi Batu Bara BSSR
Sebelumnya, PT Baramulti Suksessarana Tbk. (BSSR) menargetkan produksi batu bara sebesar 18 juta ton sepanjang tahun 2024.
BSSR percaya diri untuk mencapai hasil produksi tersebut hingga akhir tahun. Namun, target produksi 2024 turun dari realisasi produksi batu bara BSSR tahun lalu yang sebesar 21,57 juta ton.
Direktur Utama BSSR Widada mengatakan berdasarkan RKAB, BSSR menargetkan produksi batu bara sebesar 18 juta ton. Saat ini pihaknya tengah mempertimbangkan untuk merevisi naik target produksi tersebut.
"Mengenai strategi produksi, kami akan memaksimalkan kapasitas produksi. Dengan infrastruktur yang mendukung dan cuaca yang juga sangat mendukung, sampai Juni tidak ada kendala produksi sama sekali," kata Widada dalam paparan publik BSSR di Jakarta, Senin (24/6/2024).
Dia melanjutkan, BSSR sangat percaya diri bisa meraih target produksi sebesar 18 juta ton di akhir tahun 2024.
Widada juga menuturkan, dengan harga batu bara yang stabil, hal ini diharapkan akan berlanjut di kuartal III/2024, dengan harga di kuartal IV/2024 diperkirakan akan mengalami kenaikan.
Adapun untuk mendukung target produksi tersebut, BSSR menganggarkan belanja modal sebesar US$81 juta atau setara Rp1,33 triliun (kurs Jisdor Rp16.431 per dolar AS) di tahun ini.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.