Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Lincah Divestasi Aset PTPP dan Jasa Marga (JSMR)

Divestasi menjadi salah satu agenda penting yang ditempuh oleh dua emiten BUMN, PTPP dan Jasa Marga (JSMR) pada tahun ini. Bagaimana progresnya?
Pekerja berada di proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P
Pekerja berada di proyek pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Divestasi menjadi salah satu agenda penting yang ditempuh oleh dua emiten BUMN, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) dan PT Jasa Marga (Persero) Tbk. (JSMR) pada tahun ini. Neraca keuangan dua BUMN itu diharapkan kian sehat dengan aksi pelepasan aset ke investor strategis. 

Langkah maju perkembangan rencana divestasi dipaparkan oleh manajemen Jasa Marga dalam Pubex Live 2024. Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko JSMR Pramitha Wulanjani mengatakan saat ini proses pelepasan 35% saham PT Jasamarga Transjawa Tol atau JTT kepada konsorsium Metro Pacific Tollways Corp (MPTC) dan GIC Pte. Ltd. masih berlangsung.

“Jadi, memang posisi saat ini divestasi JTT masih berlangsung dan memang kami harapkan dapat selesai pada September 2024,” ujarnya dalam Pubex Live 2024, Rabu (28/8/2024).

Jasa Marga dengan konsorsium MPTC dan GIC Pte. Ltd., telah meneken Conditional Share Purchase Agreement (CSPA) terkait divestasi 35% saham JTT pada 28 Juni 2024.

Dalam keterbukaan informasi, First Pacific Company Limited selaku induk MPTC menjelaskan bahwa proses akuisisi 35% saham JTT terdiri atas tiga tahap.

Pertama, konsorsium MPTC dan GIC menandatangani CSPA dengan Jasa Marga untuk menyepakati pembelian 6,2 miliar saham JTT atau setara 28,5% dari total saham. Nilai transaksi ini mencapai US$782 juta atau Rp12,82 triliun.

Kedua, konsorsium mengakuisisi 205,45 juta lembar saham atau 0,9% saham milik Koperasi Konsumen Karyawan Jalin Marga Sejahtera senilai US$25,9 juta atau Rp425 miliar.

Ketiga adalah konsorsium MPTC dan GIC akan menandatangani perjanjian Penyertaan Saham Bersyarat (PPSB). Nantinya, JTT akan menerbitkan 1,2 miliar saham portepel atau 5,6% saham dengan nilai US$152,5 juta setara Rp2,5 triliun.

Dengan demikian, total nilai divestasi 35% saham JTT milik Jasa Marga kepada konsorsium MPTC dan GIC mencapai US$960,3 juta atau setara dengan Rp15,75 triliun.

Terkait aksi korporasi ke depan, Pramitha menjelaskan bahwa perseroan jalan tol itu terbuka terhadap berbagai peluang dengan tetap mempertahankan posisi sebagai pemegang saham mayoritas di sejumlah perusahaan anak milik Jasa Marga.

“Kepemilikan saham Jasa Marga di anak perusahaan itu masih sangat tinggi, sehingga bisa kami optimalkan. Namun, juga tetap mempertahankan posisi Jasa Marga sebagai [pemegang saham] mayoritas,” tutur Pramitha. 

PTPP Bidik Rp1 Triliun

Sementara itu, PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) menempuh divestasi sebagai bagian dari strategi untuk menurunkan beban utang melalui dekonsolidasi anak usaha. 

Berdasarkan laporan keuangan per akhir Juni 2024, PTPP secara konsolidasi memiliki utang jangka panjang Rp10,53 triliun. Jumlah ini terdiri atas utang jangka panjang kepada pihak berelasi Rp6,32 triliun, sedangkan pihak ketiga mencapai Rp4,2 triliun. 

Direktur Keuangan PTPP Agus Purbianto mengatakan bahwa utang jangka panjang digunakan perseroan untuk memenuhi kebutuhan investasi. Namun, utang tersebut memiliki beban biaya yang cukup tinggi sehingga memberatkan neraca keuangan perusahaan.

“Untuk utang jangka panjang yang memiliki biaya cukup tinggi akan kami kurangi melalui refinancing dengan yang lebih murah. Tentunya, pengelolaan utang ini kami targetkan sampai dengan 2029 akan turun,” ujarnya dalam Pubex Live 2024, Rabu (28/8/2024). 

Di samping itu, Agus menjelaskan bahwa target penurunan utang PTPP juga ditempuh melalui divestasi yang tahun ini ditargetkan mencapai Rp1 triliun. Secara proporsi, divestasi dari sektor infrastruktur sebesar 63% dan aset berwujud 37%. 

Sejumlah aset yang akan dilepas perseroan adalah kepemilikan PT Ultra Mandiri Telekomunikasi sebesar 100%, PT PP Infrastruktur 48%, PT PP Semarang Demak mencapai 24,10%, dan PT Celebes Railway Indonesia sebanyak 47,81%. 

“[Penurunan utang] juga ditempuh melalui mekanisme pembukuan yang dikonsolidasikan dari beberapa anak perusahaan, sehingga terkait dengan utang ini tidak membebani balance sheet dari PTPP,” tutur Agus Purbianto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper