Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Manuver Ekspansi Organik dan Anorganik Medco Energi (MEDC) Saat Minyak Volatil

PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) bermanuver untuk melakukan ekspansi organik dan anorganik di tengah volatilitas harga minyak global.
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com
Ekspansi proyek migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC)./medcoenergi.com

Bisnis.com, JAKARTA — PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) bermanuver untuk melakukan ekspansi organik dan anorganik di tengah volatilitas harga minyak global. Operasional tiga proyek baru pada paruh kedua tahun ini berpotensi menjadi katalis pendorong kinerja MEDC. 

Di bursa komoditas global, harga minyak WTI dan Brent dibanderol masing-masing seharga US$77,11 per barel dan US$81,43 per barel pada Senin (26/8/2024). 

Melansir Bloomberg, harga WTI meningkat 3,5% secara harian karena terdorong oleh sentimen konflik Timur Tengah dan pemangkasan produksi minyak Libya. 

Giovanni Staunovo, analis komoditas di UBS Group AG menilai sentimen tersebut berisiko memperketat pasokan minyak global di pasar fisik. Dampak gangguan tersebut terhadap pasar minyak global dinilai sulit untuk diperkirakan. 

Francesco Martoccia, analis Citigroup Inc., memperkirakan penurunan ekspor Libya dapat mendorong Breng menembus level harga di kisaran US$85 per barel secara temporer.

Di tengah volatilitas harga minyak global, PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) getol untuk mendorong ekspansi organik dan anorganik.

Dalam Pubex Live 2024, Direktur & Chief Operating Officer MEDC Ronald Gunawan memaparkan perkembangan tiga proyek organik perseroan. 

Salah satu proyek yang tengah dikembangkan MEDC, ialah West Belut di Natuna yang akan beroperasi pada akhir 2024. 

“Kemudian ada proyek Terubuk yang akan beroperasi pada kuartal I/2025 dan juga Forel [yang menghasilkan] 10.000 barel per hari akan beroperasi akhir tahun ini,” ucapnya, Senin (26/8/2024). 

Ronald menyebut MEDC turut melakukan pengembangan koridor di Senoro bagian selatan, Bangkanai, Kalimantan Tengah, serta pengembangan di Oman. Seluruh langkah ini akan menambah cadangan minyak MEDC untuk jangka pendek hingga menengah.

Hingga semester I/2024, MEDC telah mengucurkan belanja modal US$188 juta untuk lini bisnis minyak dan gas, serta ketenagalistrikan. Perinciannya, belanja modal minyak dan gas MEDC mencapai US$152 juta, sedangkan ketenagalistrikan US$36 juta.

Untuk ekspansi anorganik, Roland menambahkan MEDC terbuka untuk menjajaki peluang akuisisi blok migas di sejumlah wilayah potensial. Mulai dari Indonesia, Asia Tenggara, hingga Timur Tengah.

“Negara-negara di area tersebut adalah negara yang stabil, di mana regulasinya kami familier dan kami merasa sudah punya pengalaman beroperasi di wilayah tersebut,” ujarnya.

Sebagai informasi, pada akhir tahun lalu, MEDC telah merampungkan akuisisi 20% kepemilikan dua exploration and production sharing agreements (EPSA) OQ exploration & production LLC (OQEP) di Kesultanan Oman, Timur Tengah.

Secara terperinci, Medco Energi mengakuisisi 20% kepemilikan atas EPSA produksi Blok 60 dan 20% kepemilikan atas EPSA eksplorasi Blok 48. Keduanya berlokasi di darat, tepatnya di bagian barat Oman dekat perbatasan Arab Saudi. 

Blok 60 mencakup area seluas 1.485 kilometer persergi dan memproduksi 63 mboepd dari lapangan minyak Bisat dan lapangan gas Abu Butabul. Kontrak EPSA akan berakhir pada 2048.

Sementara itu, Blok 48 yang lokasinya cukup berdekatan, mencakup area seluas 2.995 kilometer persegi dan memiliki potensi minyak dan gas yang diklaim cukup signifikan.

Manuver Ekspansi Organik dan Anorganik Medco Energi (MEDC) Saat Minyak Volatil


Kalangan analis meyakini kinerja produksi migas PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) akan terus bertumbuh pada sisa akhir tahun ini seiring dengan kehadiran tiga proyek baru yang dijadwalkan beroperasi pada semester II/2024 dan 2025.

Senior Investment Information Mirae Asset Sekuritas Nafan Aji Gusta mengatakan produksi MEDC berpotensi meningkat seiring dengan langkah perusahaan yang cukup ekspansif.

“Medco sebenarnya dari sisi produksi berpotensi meningkat karena perseroan termasuk yang menggencarkan ekspansi bisnis, sehingga hal tersebut mampu meningkatkan target produksi migas ke depan,” ujarnya, Senin (26/8/2024). 

Tim Analis RHB Sekuritas Indonesia juga memberikan pandangan serupa. Dalam riset yang dipublikasikan pada 21 Agustus 2024, RHB meyakini produksi MEDC akan semakin kuat pada paruh kedua tahun ini karena kehadiran tiga proyek baru. 

MEDC saat ini memiliki tiga proyek yang dijadwalkan beroperasi pada semester II/2024. Pertama, fasilitas Dayung yang akan meningkatkan volume distribusi gas menjadi 33 million standard cubic feet per day (mmscfpd) dari 28 mmscfpd.

Kedua, proyek West Belut di Natuna dengan kapasitas produksi gas 55 mmscfpd. Ketiga, proyek Forel Bronang di Natuna yang akan memproduksi 10.000 barrel per day (bpd) dalam pengangkutan minyak dan 43 mmscfpd dalam pengangkutan gas.

“Kami memperhitungkan tambahan produksi ini dan memperbarui estimasi pengangkutan 2024 menjadi 156.000 boepd, yang terdiri atas 113.000 boepd gas dan 44.000 bpd pengangkutan minyak, dari 145.000 boepd,” tulis riset RHB Sekuritas.

Seiring proyeksi tersebut, pendapatan MEDC diperkirakan mengalami kenaikan 5% menjadi US$2,4 juta. Di sisi lain, RHB memperkirakan laba perseroan akan melonjak 48% year-on-year (YoY) pada tahun ini, dengan pendapatan bersih dari entitas asosiasi US$163 juta.

RHB Sekuritas mempertahankan peringkat beli untuk saham MEDC dengan target harga Rp1.900 per saham. Pada saat bersamaan, Mirae Asset juga menyematkan rekomendasi akumulasi beli dengan target terdekat Rp1.370 per saham. 

Dari lantai bursa, saham MEDC kini bertengger di level Rp1.300 hingga penutupan perdagangan Senin (26/8/2024). Banderol tersebut mencerminkan pertumbuhan 12,55% year-to-date (YtD), tetapi melemah 7,47% dalam kurun 3 bulan terakhir. 

--------

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper