Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Vale Indonesia (INCO) & Huayou Cari Mitra Baru di Proyek Sorowako HPAL

PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) tengah mencari mitra internasional anyar untuk bergabung dalam proyek Sorowako HPAL, di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan.
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada Senin (10/6/2024) memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024.
RUPST PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) pada Senin (10/6/2024) memutuskan merombak jajaran direksi yang berlaku setelah divestasi rampung Juni 2024.

Bisnis.com, JAKARTA — PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) memastikan tengah mencari mitra internasional anyar untuk bergabung dalam proyek Sorowako HPAL, di Sorowako, Luwu Timur, Sulawesi Selatan. 

Saat ini, proyek dengan nilai investasi sekitar Rp30 triliun meliputi pabrik high pressure acid leach (HPAL) dan tambang itu dikerjasamakan INCO dengan mitra China, Huayou. Dalam proyek ini INCO hanya memegang saham minoritas sebesar 30%.

Presiden Direktur INCO Febriany Eddy mengatakan rencananya proyek Sorowako HPAL bakal dikerjakan bersama dengan tiga perusahaan yang tergabung ke dalam usaha patungan di sisi midstream.  

“Saat ini baru dua party, Huayou dan Vale. Dari diskusi yang ada, Huayou yang akan menarik partner ketiga,” kata Febriany saat Pubex Live 2024, Senin (26/8/2024). 

Berdasarkan data dari Kementerian Investasi, mitra yang kemungkinan akan ditarik menyasar pada sejumlah pabrikan manufaktur non-china seperti POSCO, LG Chem, Ford dan VW. 

Adapun, smelter HPAL dirancang Vale Indonesia dengan memliki kapasitas produksi 60.000 ton nikel per tahun dalam bentuk mixed hydroxide precipitate (MHP).

“Sejauh ini banyak pabrikan mobil juga sudah tertarik tapi belum mengkerucut, setelah ada informasi lebih baik kami akan update lagi ke pasar,” kata Febriany. 

Sampai paruh pertama 2024, INCO menghabiskan belanja modal (capital expenditure/capex) mencapai US$118,4 juta atau sekitar Rp1,88 triliun (asumsi kurs Rp15.919 per dolar AS) sepanjang semester I/2024.

Rencananya, belanja untuk capex sampai akhir tahun bisa mencapai sekitar US$380 juta atau sekitar Rp6,04 triliun untuk pengembangan tambang dan kelanjutan proyek smelter. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper