Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Segera Meluncur, Simak Proyeksi Kupon Sukuk Ritel SR021

Tingkat imbalan SR021diproyeksi menarik meski belum tentu lebih tinggi dibandingkan dengan penerbitan Sukuk Ritel seri sebelumnya. Berapa estimasi kupon SR021?
Nasabah melakukan transaksi pembelian Sukuk Ritel (SR) 013 melalui OCTO MOBILE (layanan mobile banking dari CIMB Niaga) di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Nasabah melakukan transaksi pembelian Sukuk Ritel (SR) 013 melalui OCTO MOBILE (layanan mobile banking dari CIMB Niaga) di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Pemerintah segera membuka masa penawaran Surat Berharga Negara (SBN) Ritel seri Sukuk Ritel SR021. Tingkat imbalan instrumen investasi tersebut diproyeksi menarik meski belum tentu lebih tinggi dibandingkan dengan penerbitan Sukuk Ritel seri sebelumnya. 

Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan menjadwalkan masa penawaran seri SR021 akan dimulai pada Jumat (23/8/2024) dan akan berlangsung selama sebulan hingga Rabu (18/9/2024).

Seri ini pun akan ditawarkan dengan dua pilihan tenor, yakni tenor 3 tahun SR021-T3 dan tenor 5 tahun SR021-T5. Penerbitan SR dengan dua tenor telah dilaksanakan pemerintah tiga kali berturut turut, yakni untuk seri SR018 dan SR019 yang terbit pada 2023 dan seri SR020 yang meluncur Maret 2024.

SR020 membayarkan kupon 6,30% untuk seri 3 tahun dan 6,40% untuk seri 5 tahun. Kupon itu lebih tinggi dibanding SR019 yang mematok kupon 5,95% untuk tenor 3 tahun dan 6,1% untuk tenor 5 tahun.

Associate Director Fixed Income Anugerah Sekuritas Indonesia Ramdhan Ario Maruto memperkirakan kupon SR021 akan berada di kisaran 6,2% hingga 6,3% atau tidak setinggi seri sebelumnya.

Terlepas dari itu, dirinya meyakini instrumen ini akan tetap menarik banyak investor karena seri ini kemungkinan menjadi seri terakhir yang masih menawarkan tingkat kupon yang tinggi. 

Alasannya, pasar kini mengantisipasi dimulainya era suku bunga rendah jika the Fed benar-benar menurunkan suku bunga acuannya bulan depan. Langkah itu berpotensi diikuti oleh Bank Indonesia. 

“Saya perkirakan total peminat masih akan di atas Rp15 triliun, karena SR021 ini instrumen tradable [dapat diperdagangkan di pasar sekunder]. Paling tidak bisa masuk antara Rp15 triliun hingga Rp20 triliun,” katanya kepada Bisnis, Selasa (20/8/2024).

Apalagi, lanjutnya, SR015 akan jatuh tempo pada Sabtu (10/8/2024). Investor seri yang jatuh tempo tersebut kemungkinan besar akan mereinvestasi dananya. Jika benar demikian, Ramdhan menilai penjualan SR021 bahkan bisa lebih tinggi dari Rp20 triliun.

Sementara itu, Kepala Ekonom Bank Permata Josua Pardede memprediksi tingkat kupon atau imbal hasil SR021 akan lebih tinggi dibandingkan seri sebelumnya, yakni SR020 yang meluncur pada Maret 2024.

Sebagai pengingat, pada saat itu, suku bunga Bank Indonesia (BI) masih berada di level 6%, sedangkan saat ini BI telah mengerek suku bunga ke level 6,25%.

“Sejalan dengan kenaikan suku bunga tersebut, maka kami perkirakan kupon yang ditawarkan juga akan meningkat menjadi di kisaran 6,2%-6,5% untuk tenor 3 tahun, dan 6,4%-6,7% untuk tenor 5 tahun,” ujarnya.

Dia pun memperkirakan SR021 akan terjual di kisaran Rp20 triliun hingga Rp24 triliun. Menurutnya, faktor yang menjadi penentu permintaan pada penjualan SR021 yakni sentimen di pasar obligasi domestik yang juga bergantung pada kondisi nilai tukar rupiah dan sentimen global bulan ini.

Fixed Income & Macro Strategist Mega Capital Sekuritas Lionel Priyadi mengatakan bahwa antusiasme investor ritel terhadap penerbitan SR021 mendatang kemungkinan berasal dari kalangan high net worth dan menengah atas yang masih mempunyai cukup tabungan.

“Sementara itu, kalangan kelas menengah dan menengah ke bawah agak terpukul purchasing power-nya. Jadi, permintaan dari kategori ini berpotensi lebih rendah dari sebelumnya,” pungkas Lionel.

Dia sepakat bahwa sentimen yang mempengaruhi permintaan SR021 adalah potensi penurunan suku bunga the Fed dan Bank Indonesia. Dia pun optimistis SR021 akan laris diburu oleh investor, sejalan dengan potensi kupon yang menarik.

“Perkiraan saya penjualan SR021 di angka Rp19 triliun hingga Rp23 triliun, kuponnya mungkin di kisaran 6,3% sampai 6,6%,” ujar Lionel.

Realisasi Penerbitan Sukuk Ritel 5 Tahun Terakhir

Tahun

Seri

Tingkat Imbalan per Tahun

Nilai Penerbitan (Rp Triliun)

Jumlah Investor

2024

SR020

SR020T3: 6,3%

SR020T5: 6,4%

21,35

63.009

2023

SR019

SR019T3: 5,95%

SR019T5: 6,1%

25,33

62.083

2023

SR018

SR018T3: 6,25%

SR018T5: 6,4%

21,49

58.472

2022

SR017

5,9%

26,97

65.362

2022

SR016

4,95%

18,4

44.579

2021

SR015

5,1%

27

49.027

2021

SR014

5,47%

16,7

35.626

2020

SR013

6,05%

25,66

44.803

2020

SR012

6,3%

12,14

23.952

Sumber: DJPPR, Kemenkeu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper