Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Saham BBRI, BBCA, BMRI Kompak Menghijau Jelang Rilis RDG BI

Tiga saham big banks kompak menghijau pada sesi I perdagangan Selasa (21/8/2024), menjelang rilis hasil RDG BI terkait dengan suku bunga acuan BI Rate.
Ana Noviani, Annasa Rizki Kamalina
Rabu, 21 Agustus 2024 | 12:58
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (20/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Tiga saham big banks kompak menghijau pada sesi I perdagangan hari ini, Rabu (21/8/2024), menjelang rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia terkait dengan kebijakan suku bunga acuan BI Rate. 

Berdasarkan data Bloomberg, saham PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) menguat 2,02% atau 100 poin ke level Rp5.050 per saham. Pada saat yang sama, saham PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) meningkat tipis 0,24% atau 25 poin dan parkir di posisi Rp10.450 per saham. 

Tak ketinggalan, saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) juga terapresiasi 1,04% atau 75 poin ke level Rp7.275 per saham hingga jeda siang. 

Penguatan itu turut mendorong indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk menguat 0,35% atau 26,43 poin ke posisi 7.560,41 pada akhir sesi I perdagangan Rabu (21/8/2024). 

Di sisi lain, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) tidak ikut kemeriahan tersebut lantaran ditutup stagnan di level Rp5.475 per saham pada akhir sesi I perdagangan hari ini. 

Selain big banks, sejumlah saham emiten bank lain juga terpantau di zona hijau jelang pengumuman BI Rate. Dua di antaranya ialah saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) menguat 70 poin atau 2,65% ke posisi Rp2.710 per saham dan saham PT Bank MNC Internasional Tbk. (BABP) menguat 6 poin atau 8% ke level Rp81. Dalam sebulan terakhir saham BABP sudah melesat 50%. 

Seperti diberitakan Bisnis, konsensus ekonom Bloomberg meyakini Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo masih akan mempertahankan suku bunga acuan atau BI Rate di level 6,25% dalam pengumuman hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) hari ini, Rabu (21/8/2024).

Sebanyak 34 dari 36 ekonom yang terhimpun dalam konsensus ini mengestimasikan BI akan menjaga BI Rate pada pertemuan pekan ini.

Sementara dua ekonom lainnya, yakni Rully Arya Wisnubroto dari PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia dan Kai Wei Ang dari Bank of America NA memberikan estimasi berbeda dengan meyakini BI akan memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 6%.

Rully menjadi ekonom pertama yang memberikan ramalan pemangkasan suku bunga bulan ini karena telah memberikan estimasi sejak sepekan lalu atau 14 Agustus 2024.

Sementara Ang, termasuk jajaran ekonom yang memberikan estimasi pada 18 Agustus 2024, atau 3 hari sebelum jadwal pengumuman hasil RDG. Menjadi minoritas untuk estimasi tersebut bukan berarti pemangkasan tidak mungkin terjadi.

Kepala Ekonom PT Bank Permata Josua Pardede memang melihat adanya ruang penurunan yang terbuka bagi BI untuk memangkas BI Rate. Dirinya yakin BI belum akan menurunkan BI Rate karena mempertimbangkan kondisi global.

“Kami memperkirakan bahwa BI tidak akan terburu-buru dalam mengambil keputusan penurunan suku bunga,” tuturnya, Selasa (20/8/2024). 

Josua berpandangan ketidakpastian global terkait ketegangan geopolitik dan prospek pertumbuhan ekonomi global masih mengkhawatirkan, sehingga menimbulkan risiko bagi pergerakan rupiah meskipun kondisi ekonomi domestik Indonesia cukup kuat. 

Perlambatan ekonomi global ini dapat memberikan tekanan pada sektor eksternal Indonesia, sehingga meningkatkan risiko pelebaran defisit neraca transaksi berjalan di tengah tren ekspansi defisit fiskal.

Ekonom Bank Danamon Hosianna Evalita Situmorang yang termasuk dalam jajaran konsensus yang mengestimasikan penahanan BI Rate, juga melihat BI akan berhati-hati dalam menurunkan suku bunga.

Dirinya melihat BI masih akan menunggu The Fed untuk terlebih dahulu memangkas Fed Fund Rate (FFR) dan mencermati perkembangan indikator ekonomi AS, meski inflow investor asing ke obligasi pemerintah dan saham dalam sepekan ini terpantau cukup signifikan dan rupiah menguat signifikan. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper