Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 7.466,83 atau 0,47% pada perdagangan awal pekan, Senin (19/8/2024) atau menyentuh level all time high. Saham big caps seperti BREN, AMMN, hingga ASII naik ke zona hijau pada perdagangan hari ini.
Berdasarkan data Bloomberg, pada pukul 16.00 WIB, IHSG berada pada posisi 7.466 atau naik 0,47%. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak pada rentang 7.420-7.466.
Level all time high (ATH) IHSG sebelumnya tersentuh pada penutupan perdagangan Rabu (14/8/2024) dengan menguat 79,4 poin atau 1,08% ke level 7.436,039. Posisi itu melampaui rekor sebelumnya yang terjadi pada 14 Maret 2024 di posisi 7.433,315.
Tercatat, 318 saham menguat, 276 saham melemah, dan 207 saham bergerak di tempat. Kapitalisasi pasar terpantau naik ke posisi Rp12.691 triliun.
Saham PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) menjadi salah satu saham yang paling aktif diperdagangkan dengan nilai Rp319,2 miliar. Saham BREN ditutup menguat 5,14% ke level Rp9.200 per saham.
Saham lainnya yang juga menguat hari ini adalah saham PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) yang naik 1,95% ke level Rp10.450, saham PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI) naik 0,94% ke level Rp5.350, dan saham PT Astra Internasional Tbk. (ASII) yang menguat 1,11% ke level Rp5.025 per saham.
Baca Juga
Saham-saham yang turut melaju di zona hijau pada sore ini adalah saham SMGR naik 1,98%, saham PGAS meningkat 2,19%, dan HMSP yang melonjak hingga 15,79%.
Tim Riset Pilarmas Investindo Sekuritas menjelaskan IHSG dan bursa regional Asia cenderung menguat yang di topang sikap pelaku pasar yang masih optimistis pemangkasan suku bunga akan dilakukan oleh The Fed, sehingga hal ini masih menjadi motor positif penggerakan pasar keuangan.
"Pelaku pasar memprediksi kebijakan pemangkasan suku bunga pada kuartal akhir tahun ini," tulis Pilarmas Sekuritas, Senin (19/8/2024).
Sebelumnya, pasar menilai rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan perlambatan, dan pada akhir pekan kemarin data pembangunan rumah AS pada Juli dirilis turun 6,8% dibandingkan dengan bulan sebelumnya.
Data tersebut dapat mengindikasikan penurunan daya beli masyarakat AS. Hal tersebut akan membuka ruang kebijakan moneter The Fed untuk memangkas suku bunganya.
Di sisi lain, pasar juga fokus terhadap kebijakan moneter mendatang dari bank sentral utama minggu ini, termasuk rilis risalah rapat dari bank sentral AS dan pidato Ketua The Fed, Jerome Powell di Jackson Hole yang dapat memberikan lebih banyak petunjuk tentang arah kebijakan moneter bank sentral AS.
Sementara itu, dari dalam negeri sentimen datang dari Presiden Joko Widodo yang mengumumkan Rencana Anggaran Pemerintah Tahun 2025, bahwa pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,2%. Pasar menilai target tersebut memberikan indikasi bagaimana ekonomi nasional tumbuh positif di saat kondisi ketidakpastian global saat ini.
Selanjutnya, di sisa waktu kepemimpinannya, Presiden Jokowi melakukan reshuffle kabinetnya pada hari ini. Pilarmas Sekuritas melihat Pasar menyambut netral terhadap pergantian Menteri di kabinet tersebut.
Pasar cenderung menantikan calon-calon menteri di bawah kepemimpinan Prabowo yang akan dilantik menjadi presiden pada Oktober tahun ini.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.