Bisnis.com, JAKARTA — PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA) mencatatkan penjualan pemasaran atau marketing sales real estate sebesar Rp1,7 triliun sepanjang paruh pertama 2024, ditopang utamanya oleh Kawasan Eonomi Khusus (KEK) Kendal.
Corporate Secretary KIJA Muljadi Suganda mengatakan torehan itu mencapai 68% dari target marketing sales tahun ini yang dipatok sebesar Rp2,5 triliun.
“Ini naik 14% dibandingkan dengan Rp1,5 triliun pada semester I/2023,” kata Muljadi saat public expose tahunan di Menara Batavia, Jakarta, Kamis (15/8/2024).
Muljadi menerangkan kontribusi terbesar dari raihan marketing sales paruh pertama tahun ini berasal dari land plots Kawasan Eonomi Khusus (KEK) Kendal, Jawa Tengah.
Nilai yang terekam dari kawasan ini mencapai Rp1,3 triliun dengan luasan lahan mencapai 846.620 meter persegi.
“Didorong permintaan dari China yang banyak melakukan ekspansi di kawasan industri Kendal, dari industri otomotif, pembuatan ban, makanan, industri kendaraan listrik dan juga plastik,” kata dia.
Baca Juga
Sepanjang semester I/2024, KIJA mencetak pendapatan Rp2,37 triliun atau tumbuh 36% dibandingkan dengan periode yang sama pada tahun lalu (year-on-year/YoY).
Pilar Land Development & Property milik KIJA tercatat meraup pendapatan sebesar Rp1,40 triliun atau tumbuh 41% YoY pada semester I/2024. Kinerja itu ditopang oleh segmen tanah matang yang berkontribusi Rp1,14 triliun.
Dari jumlah tersebut Kendal menyumbang 89%.Meski pendapatan bertumbuh, KIJA mencatatkan laba bersih Rp269,8 miliar pada semester I/2024. Angka ini turun dibandingkan periode yang sama tahun lalu yakni Rp381,5 miliar.
Wakil Direktur Utama KIJA Budianto Liman menjelaskan penurunan laba bersih merupakan dampak dari pergerakan valuta asing (valas) yang mencatatkan kerugian Rp258 miliar pada semester I/2024.
“Jika tidak termasuk keuntungan dan kerugian selisih kurs yang belum direalisasikan, maka laba bersih perusahaan akan menjadi Rp522,1 miliar pada semester pertama 2024, dibandingkan dengan Rp80,4 miliar pada periode yang sama di 2023,” tutur Budianto.
__________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.