Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ini Dampak Konflik Timur Tengah Buat Pasar Obligasi & Saham RI

Faktor geopolitik seperti perang yang terjadi di Timur Tengah, mempengaruhi pasar obligasi dan pasar saham di Indonesia.
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani
Karyawan beraktivitas di dekat layar pergerakan saham PT Bursa Efek Indonesia (BEI) di Jakarta, Senin (10/6/2024). Bisnis/Fanny Kusumawardhani

Bisnis.com, JAKARTA - Faktor geopolitik seperti konflik yang terjadi di Timur Tengah, mempengaruhi pasar obligasi dan pasar saham di Indonesia.

Direktur and CIO Fixed Income PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI), Ezra Nazula mengatakan bahwa faktor geopolitik itu hanya akan terjadi sementara kendati dampaknya akan cukup dirasakan.

Menurutnya, faktor geopolitik yang terjadi di Timur Tengah terhadap pasar obligasi dan saham, akan berdampak pada ketidakpastian.

"Ketidakpastian itu tidak baguslah istilahnya untuk industri keuangan. Karena itu akan menghambat inflow. Saya sampaikan ada beberapa katalis yang akan terjadi yang mendongkrak pasar obligasi," katanya, saat ditanyai awak media, dalam Webinar pada Rabu (14/8/2024).

Dia mengatakan bahwa saat ada ketidakpastian, dari pengaruh geopolitik, tentunya akan mempengaruhi inflow yang sebelumnya diarahkan ke pasar.

Lebih lanjut, dia mengungkapkan, pada saat adanya ketidakpastian, maka harapannya itu bisa membuat pasar menjadi "wait and see" dan katalis-katalis lain mungkin akan di kesampingkan.

Dia menyebut sebenarnya hal tersebut dapat memberikan entry level yang menarik untuk investor sehingga bisa dapat masuk di level yang bagus.

Meski berdampak besar untuk Indonesia, dia menjelaskan, itu akan membuat investor melihat kepada fundamental, di mana Indonesia masih kuat, suku bunga masih akan turun kembali, rupiah tentunya akan menguat dan aliran asing akan masuk.

Sementara itu, Equity PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Samuel Kesuma juga menyatakan bahwa geopolitik ini memang risiko jangka pendek, tetapi dampaknya bisa cukup signifikan.

"So far memang yang kita cukup surprise ya, memang apa yang terjadi di Timur Tengah ini memang so far tidak terlalu terlihat dampaknya ke harga energi ya. Kalau untuk equity atau pasar saham, kalau kita fokus ke pertumbuhan laba emiten, tentunya yang kita paling takutkan adalah satu, jangan sampai ada inflasi yang besar-besaran yang mempengaruhi daya beli masyarakat," ujarnya.

Samuel mengatakan biasanya kalau ada kondisi geopolitik, terutama di Timur Tengah, tentunya yang ditakutkan adalah harga minyaknya bisa melonjak.

Dia menjelaskan jika harga minyak melonjak, nanti dampaknya ke rupiah dan daya beli. Meski begitu dampak tersebut masih cukup terkendali, dan harus terus diperhatikan.

Kemudian, dia menyatakan bahwa yang patut disyukuri, walaupun sekarang kondisi geopolitiknya masih cukup panas, dampak ke harga energi ataupun harga pangan tidak terlalu terlihat tekanannya dan inflasi juga relatif cukup terkendali ke depannya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Erta Darwati
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper