Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Bitcoin Balik ke Atas US$60.000 Sinyal Teknikal Rebound?

Mata uang kripto utama, Bitcoin bersama dengan kripto lainnya menguat seiring dengan penguatan bursa Asia.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bitcoin terus menguat seiring dengan rebound ekuitas global pada Jumat (9/8/2024) setelah aksi jual yang parah.

Mata uang kripto utama ini naik sebanyak 5,3% dan sempat mencapai US$62,600, memperpanjang kenaikan dari Kamis (8/8/2024). Pergerakan tersebut menandai perubahan haluan dari awal pekan ini ketika pasar mencatat penurunan paling tajam sejak runtuhnya FTX pada 2022. Koin peringkat kedua, Ethereum pun turut menanjak 6%

Namun, kedua token tersebut tetap berada di bawah levelnya sepekan yang lalu. Bitcoin pada Kamis membukukan kenaikan satu hari terbesarnya dalam lebih dari 16 bulan.

Pedagang memandang volatilitas aset digital baru-baru ini sebagai produk dari faktor makroekonomi serta penjualan paksa oleh spekulan kripto.

Justin d’Anethan, Kepala Pengembangan Bisnis di Asia-Pasifik di Keyrock, pembuat pasar kripto, menerangkan dalam jangka menengah, faktor makro akan terus membebani aset berisiko.

"Pelonggaran carry trade yen bukanlah sesuatu yang bisa diselesaikan dalam beberapa hari. Namun hikmah dari aksi jual kripto pada Senin adalah keluarnya posisi leverage secara besar-besaran,” kata d’Anethan, dikutip dari Bloomberg, Sabtu (10/8/2024).

Berdasarkan data Coinmarketcap hari ini, Bitcoin (BTC) masih diperdagangkan pada level US$60.000, cenderung stagnan selama sebulan terakhir. Sementara Ether (ETH) bertahan di US$2.600, bahkan tercatat masih turun sekitar 14% selama sebulan terakhir.

SINYAL TEKNIKAL
Analisis Pintu Academy menekankan bahwa bullish divergence jadi salah satu sinyal penting yang tengah dicari para trader crypto dalam waktu dekat, sebab merupakan awal pertanda potensi pembalikan tren harga dari turun menjadi naik. 

"Sinyal ini sering dianggap sebagai peluang baik untuk membeli aset, karena menunjukkan bahwa harga aset berpotensi menguat setelah periode penurunan," jelas Tim Pintu Academy dalam analisisnya.

Secara sederhana, bullish divergence terjadi ketika harga aset menunjukkan posisi lower low, sementara indikator teknikal menunjukkan posisi higher low. Ini mengindikasikan bahwa meskipun harga terus menurun, kekuatan penurunan melemah dan potensi kenaikan harga semakin besar.

Sinyal bullish divergence tengah menguat karena harga BTC dan ETH mulai terangsang fenomena global yang notabene merupakan sentimen positif jangka panjang. 

Misalnya, kabar bahwa Rusia melegalkan bisnis penambangan kripto dan transaksi berbasis kripto kepada warganya, hingga penguatan arus masuk investor terhadap reksa dana berbasis BTC dan ETH di AS.

Terkhusus ETH, terdapat sentimen tambahan atas update teknologi Layer 2 yang membuat transaksinya lebih cepat dan murah, sehingga membuat aplikasi blockchain berbasis jaringan ETH akan semakin efisien.

Oleh sebab itu, beberapa influencer investasi papan atas seperti Mark Cuban, di mana merupakan investor dan founder beberapa startup kenamaan di Silicon Valley sekaligus pemilik klub basket NBA Dallas Mavericks, menyebut BTC dan ETH akan menjadi instrumen aset paling berpengaruh buat masa depan. 

"Selain itu, untuk menemukan sinyal bullish divergence, para trader biasanya menggunakan indikator teknikal seperti stochastic oscillators, Relative Strength Index atau RSI, dan Moving Average Convergence Divergence (MACD)," tambahnya.

Terdapat dua jenis bullish divergence. Pertama, regular bullish divergence terjadi ketika harga berada di lower low dan indikator berada di higher low. Kedua, hidden bullish divergence terjadi ketika harga berada di higher low dan indikator berada di lower low.

Penggunaan indikator teknikal sangat penting dalam analisis bullish divergence. Misalnya, stochastic oscillators akan membantu membandingkan harga penutupan aset dengan spektrum harga pada periode waktu tertentu. Indikator ini menunjukkan area overbought dan oversold yang dapat membantu trader mengidentifikasi sinyal bullish divergence. 

Sementara itu, MACD membandingkan dua moving average untuk memahami mengapa harga bergerak menguat atau melemah, dan RSI membantu mengidentifikasi sinyal bullish divergence dengan menunjukkan area overbought dan oversold.

Untuk mendapatkan sinyal bullish divergence yang akurat, trader disarankan menggunakan time frame yang lebih panjang, demi mengurangi potensi sinyal palsu yang sering muncul pada time frame yang lebih pendek. 

Penggunaan beberapa indikator teknikal secara bersamaan juga penting untuk mengonfirmasi sinyal bullish divergence dan mengurangi risiko kesalahan analisis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper