Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi via GoPay Meningkat, Fintech Jadi Mesin Baru Bisnis GOTO?

Peningkatan pinjaman serta pembayaran melalui adopsi GoPay jadi pendorong kinerja unit fintech milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO) per semester I/2024.
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Warga berbelanja secara daring menggunakan e-commerce Tokopedia di Jakarta, Minggu (17/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - GoTo Financial (GTF), unit fintech milik PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk. (GOTO), mencatatkan pendapatan bruto hingga Rp1,45 triliun pada semester I/2024 dengan pertumbuhan 77% secara tahunan.

Berdasarkan keterbukaan informasi kinerja GOTO yang diakses, Kamis (8/8/2024), pendapatan bruto pada semester I/2023 hanya sebesar Rp823 miliar.

Adapun, pendapatan bruto pada kuartal II/2024 mampu tumbuh hingga 97% menjadi Rp788 miliar dari Rp399 miliar pada periode yang sama tahun lalu (year-on-year/YoY).

GOTO menjelaskan pertumbuhan tersebut didorong oleh peningkatan pinjaman serta pembayaran melalui adopsi aplikasi GoPay.

Sementara, rugi EBITDA yang disesuaikan mampu tereduksi 59% menjadi Rp416 miliar pada semester I/2024 atau berkurang signifikan dari nilai sebelumnya Rp1,02 triliun pada semester I/2023.

GTF membukukan margin kontribusi yang melonjak 3.140% menjadi Rp486 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu, yakni Rp15 miliar.

Dari sisi nilai transaksi bruto atau (gross transaction value/GTV) GTF periode enam bulan mencapai Rp226,30 miliar, meningkat YoY dari sebelumnya Rp182 triliun, sementara itu GTV inti GTF (yang mengecualikan merchant payment gateway) naik 52% menjadi Rp104,57 triliun dari sebelumnya Rp68,69 triliun.

Manajemen GOTO mencatat aplikasi GoPay kini telah diunduh sebanyak lebih dari 30 juta kali secara kumulatif per Juni 2024 sejak diluncurkan setahun lalu.

Kemudian, tingkat pemberian pinjaman dari bisnis pinjaman konsumen, yang mencakup produk buy now pay later (BNPL) dan pinjaman yang disalurkan GTF melesat 3,5 kali YoY menjadi Rp3,5 triliun. Adapun, Pertumbuhan tersebut diiringi dengan tingkat kredit bermasalah (NPL) yang stabil dibandingkan kuartal sebelumnya.

GTF juga telah meluncurkan produk buy now pay later sebagai metode pembayaran berbentuk cicilan untuk pengguna yang berbelanja di Shop|Tokopedia platform Tiktok.

Merespons hal tersebut, analis riset PT Mirae Asset Sekuritas Indonesia, Christopher Rusli, dalam riset 5 Agustus 2024, menilai sektor teknologi termasuk GOTO dan unit bisnisnya (GTF dan Gojek) mampu mencatatkan kinerja di atas ekspektasi analis.

“Hasil kinerja perusahaan teknologi secara umum lebih baik dari yang diharapkan meskipun kami memperkirakan hasil yang lebih lemah untuk kuartal II/2024 karena faktor musiman,” kata Christopher dalam publikasi riset, dikutip Kamis (8/8/2024).

Dia berpendapat secara keseluruhan, emiten teknologi termasuk GOTO tetap butuh sentimen lebih positif untuk mendorong harga saham kendati ada peningkatan dari sisi kinerja.

“Potensi penurunan suku bunga di semester II/2024 seharusnya menjadi salah satu katalis utama perbaikan sentimen teknologi,” ujarnya.

Oleh karena itu, Mirae Asset mempertahankan peringkat netral untuk sektor ini hingga perubahan lebih lanjut.

Secara terpisah, Direktur Grup GOTO, Hans Patuwo menuturkan dengan adanya GoPay di Shop Tokopedia bisa memberikan kemudahan bagi pengguna dan mendorong pertumbuhan bisnis GOTO dan TikTok.

“Dalam memberikan layanan keuangan, GoTo Financial selalu mengedepankan prinsip kehati-hatian dan praktik bertanggung jawab,” ujarnya.

Manajemen GOTO menjelaskan, berdasarkan data Asosiasi Sistem Pembayaran Indonesia (ASPI) per Maret 2024, jumlah merchant yang sudah menggunakan QRIS sebanyak 31,6 juta, naik 24,6% dibandingkan tahun sebelumnya.

Akan tetapi, Group Head of Merchant Services GTF, Haryanto Tanjo menyebut adopsi pembayaran digital di kalangan UMKM masih menghadapi sejumlah tantangan. Contohnya, proses pendaftaran yang sulit, pencairan uang yang memerlukan waktu, hingga kekhawatiran uang yang diterima tidak sesuai nominal penjualan.

“Lewat aplikasi ini, kami menjawab tantangan pelaku UMKM sehingga mereka bisa dengan mudah dan cepat mendaftar QRIS untuk menerima pembayaran digital, bisa mencairkan uang mereka kapan saja, dan mencegah transaksi palsu,” katanya dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (8/8/2024).

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper