Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Asing Serbu Saham dan SBN RI per Juli 2024, OJK Beberkan Faktanya

OJK mencatat pasar saham dan surat berharga negara (SBN) ramai diburu asing pada awal paruh kedua tahun ini atau per Juli 2024.
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Warga mencari informasi mengenai Surat Berharga Negara (SBN) jenis Sukuk Tabungan Seri ST010 di Jakarta. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat pasar saham dan surat berharga negara (SBN) ramai diburu asing pada awal paruh kedua tahun ini atau per Juli 2024.

Anggota Dewan Komisioner OJK pengawas pasar modal Inarno Djajadi mengatakan di pasar saham, indeks harga saham gabungan (IHSG) per 31 Juli 2024 mencatatkan penguatan 2,72% dalam sebulan atau month to date (mtd) ke level 7.255,76.

Adapun, sepanjang tahun berjalan atau secara year to date (ytd), IHSG mengalami pelemahan 0,23%.

Sementara, nilai kapitalisasi pasar saham mencapai Rp12.338 triliun, mengalami penguatan 1,83% mtd dan naik 5,76% ytd.

Inarno menjelaskan bahwa pada Juli 2024 pasar saham telah ramai diborong asing. "Non residen mencatatkan net buy Rp6,68 triliun mtd. Sementara ytd masih menyisakan net sell Rp1,05 triliun," katanya dalam konferensi pers Rapat Dewan Komisioner Bulanan (RDKB) OJK pada Senin (5/8/2024).

Selain itu, pasar SBN pun ramai diburu asing. "Pasar SBN catatkan net buy Rp4,9 triliun secara mtd, dan ytd masih net sell Rp29,05 triliun," jelasnya.

Sementara, di pasar obligasi, OJK mencatat indeks acuan obligasi Indonesia atau Indonesia Composite Bond Index (ICBI) mencatatkan penguatan 1,09% mtd dan naik 2,66% ytd ke level 384,57 per 31 Juli 2024.

Obligasi korporasi sendiri mencatatkan net sell dari investor non residen sebesar Rp0,58 triliun mtd. Adapun, net sell secara ytd mencapai Rp2,2 triliun.

Pada institusi pengelolaan investasi, tercatat nilai dana kelolaan atau asset under management (AUM) di pasar mencapai Rp830,25 triliun, tumbuh 0,51% mtd dan 0,67% ytd. Tercatat, net subscription Rp2,75 triliun secara mtd, meskipun masih ada net redemption Rp12,53 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper