Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Catat Rugi Rp50,11 Miliar, Simak Kinerja Historis Pengelola Starbucks MAPB Sejak IPO

Pengelola gerai Starbucks dan Subway, PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) membukukan kinerja semester I yang variatif sejak melantai di BEI pada 21 Juni 2017.
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (10/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha
Karyawan mengamati pergerakan harga saham di Profindo Sekuritas, Jakarta, Rabu (10/7/2024). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — PT MAP Boga Adiperkasa Tbk. (MAPB) membukukan kinerja semester I yang variatif sejak melantai di Bursa Efek Indonesia pada 21 Juni 2017. Rugi terbesar diraih pada semester I/2020 sedangkan laba bersih paling jumbo dikantongi pada semester I/2022. 

Terbaru, emiten pengelola gerai Starbucks Indonesia itu melaporkan pendapatan sebesar Rp1,62 triliun pada 6 bulan pertama 2024. Pada saat yang sama, anak usaha PT Mitra Adiperkasa Tbk. (MAPI) itu membukukan rugi bersih Rp50,11 miliar. 

Secara historis, pendapatan MAPB yang paling besar dalam periode Januari-Juni diraih pada 2023. Sepanjang semester I/2023, pendapatan MAPB tercatat Rp1,99 triliun atau naik 28,38% secara tahunan. 

Namun, tingkat pertumbuhan pendapatan tertinggi dicapai pada semester I/2019 sebesar 33,46% YoY dari Rp1,07 triliun pada semester I/2018 menjadi Rp1,43 triliun. 

Sepanjang semester I, MAPI tercatat dua kali mengalami kontraksi pendapatan. Pertama, pendapatan MAPB pada semester I/2020 merosot 33,09% YoY terimbas pengumuman status pandemi Covid-19. 

Kedua, top line MAPB pada semester I/2024 turun 18,69% secara tahunan berbarengan dengan ramainya seruan boikot Israel.

Senada dengan kinerja pendapatan, bottom line MAPB juga bergerak dinamis sepanjang semester I dalam 8 tahun terakhir. Laba bersih yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih MAPB paling besar diraih MAPB Pada semester I/2022 senilai Rp76,31 miliar. 

Berbanding terbalik, MAPB membukukan rugi bersih paling besar pada semester I/2020 senilai Rp114,75 miliar lantaran terhantam pandemi Covid-19. 

Selain itu, MAPB juga mencatat rugi bersih senilai Rp20,06 miliar pada semester I/2021 dan rugi bersih Rp50,11 miliar pada semester I/2024.

Sebagai informasi, gerai peritel minuman dan makanan di bawah bendera MAP Boga a.l. Starbucks, Pizza Marzano, Krispy Kreme, Cold Stone Creamery Ice Cream, Godiva, Genki Sushi, dan Subway.

Hingga kuartal I/2024, MAPB mengoperasikan 843 gerai ritel makanan dan minuman yang tersebar di 50 kota di Indonesia. Lebih terperinci, gerai Starbucks tercatat sebanyak 607 gerai atau bertambah dari 563 gerai per Mei 2023.

MAPI menjalankan gerai Starbucks melalui anak usahanya PT Sari Coffee Indonesia. Pada 2024, Starbucks Indonesia merayakan hari jadi yang ke-22 tahun.

Selain Stabucks, MAPB juga agresif menambah jumlah gerai Subway dari 75 gerai per Mei 2023 menjadi 104 gerai per kuartal I/2024. 

Berdasarkan catatan Bisnis, Ratih Darmawan Gianda, VP Investor Relations, Corporate Communications and Sustainability MAP Group, menambahkan bahwa aksi boikot yang masih berlanjut turut mempengaruhi gairah perusahaan untuk menggenjot ekspansi tahun ini.

Sampai dengan kuartal I/2024, Ratih menyampaikan bahwa ada dua gerai Starbucks yang ditutup. Menurutnya, Grup MAP sangat berhati-hati dalam penutupan gerai karena hal tersebut berkaitan langsung dengan nafkah hidup orang banyak. 

“Kami harus melihat dari kacamata yang lebih luas karena pekerjanya 100% orang Indonesia, dan dampaknya secara jangka panjang bahaya untuk Indonesia karena tingkat pengangguran bisa tinggi,” ujarnya dalam paparan publik akhir Juni 2024. 

Realisasi Pendapatan dan Laba/Rugi MAPB (Rp miliar)

Periode

Pendapatan

Laba/Rugi Bersih

Semester I/2017

879,53

20,63

Semester I/2018

1.074,81

56,75

Semester I/2019

1.434,54

57,8

Semester I/2020

959,79

-114,75

Semester I/2021

1.176,01

-20,06

Semester I/2022

1.557,2

76,31

Semester I/2023

1.999,2

52,63

Semester I/2024

1.625,71

-50,11

Sumber: Laporan Keuangan, diolah. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ana Noviani
Editor : Ana Noviani
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper