Bisnis.com, JAKARTA — Emiten teknologi PT Bukalapak.com Tbk. (BUKA) mencatatkan rugi bersih sebesar Rp751 miliar di semester I/2024.
Berdasarkan laporan keuangannya, BUKA membukukan pendapatan sebesar Rp2,41 triliun di semester I/2024. Pendapatan ini naik 10,61% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp2,18 triliun.
Sementara itu, rugi bersih BUKA tercatat bertambah 93,16% menjadi Rp751 miliar di semester I/2024. Sebelumnya, pada semester I/2023 BUKA membukukan rugi bersih sebesar Rp389,2 miliar.
“Meski kuartal kedua ini relatif lebih statis, kami puas dengan kinerja kami di paruh pertama tahun ini. Adanya kenaikan margin kontribusi per kuartal sebesar 30% dan take rate yang kuat, yang telah melampaui 3% secara rata-rata untuk pertama kalinya, adalah sesuatu yang menggembirakan,” kata Teddy Oetomo, Presiden Bukalapak dalam keterangan resminya, Rabu (31/7/2024).
Manajemen menjelaskan pendapatan BUKA tumbuh sebesar 6% di kuartal II/2024 dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Divisi Marketplace memberikan pertumbuhan yang sangat baik sebesar 26% selama kuartal tersebut. Pertumbuhan ini didorong oleh keberhasilan berkelanjutan pada divisi gaming.
Divisi Online to Offline (O2O) mengalami pertumbuhan 17% pada paruh pertama tahun 2024 apabila dibandingkan untuk periode tahun-ke-tahun, yang didorong oleh peningkatan ragam produk dan layanan yang lebih luas untuk para Mitra.
Baca Juga
Sebesar 73% dari TPV kuartal II/2024 perusahaan berasal dari luar wilayah Tier 1 Indonesia. BUKA terus melihat pertumbuhan yang kuat dalam penetrasi all-commerce dan tren digitalisasi di kalangan toko ritel mikro offline. Bisnis O2O mewakili 50% dari pendapatan grup BUKA di paruh pertama 2024.
Margin kontribusi keseluruhan BUKA, yang dihitung sebagai laba kotor setelah biaya penjualan dan pemasaran (S&M), meningkat dari Rp124 miliar di kuartal I/2024 menjadi Rp162 miliar di kuartal II/2024.
Margin kontribusi O2O sebagai persentase dari TPV tetap stabil di 0,13%, tetapi terjadi peningkatan signifikan sebesar 20 bps untuk margin kontribusi marketplace menjadi 0,77% pada kuartal II/2024.
Manajemen menuturkan mengulangi kesuksesan kinerja kuartal I/2024 merupakan sebuah tantangan dengan adanya bulan Ramadan yang secara khusus mempengaruhi pendapatan O2O. Ramadan yang jatuh di bulan Maret merupakan periode dengan kenaikan tingkat pembelanjaan dan dicatatkan pada kuartal pertama tahun ini.
Namun, masa perayaan Idul Fitri di akhir bulan Ramadan yang diikuti oleh 2 minggu musim liburan cenderung mengalami penurunan tingkat belanja. Meskipun demikian, secara keseluruhan pendapatan BUKA meningkat 11% di paruh pertama tahun ini dibandingkan tahun lalu dengan take rate lebih dari 3%.
Kinerja Marketplace yang kuat di kuartal kedua didorong oleh divisi gaming selama periode Idul Fitri dengan take rate yang naik hingga 3,5%. Kenaikan tersebut merupakan hal positif untuk periode jangka pendek, tetapi sulit untuk dipertahankan di sepanjang sisa tahun ini.
BUKA juga mencatat adanya penurunan di kalangan konsumen mass market pada kuartal II/2024, tetapi terus menunjukkan jika hal ini tetap merupakan model bisnis yang baik. BUKA terus berinvestasi pada peluang pertumbuhan yang akan meningkatkan skala bisnis dan mendorong pendapatan serta margin di tahun-tahun mendatang.
Manajemen melanjutkan BUKA juga memiliki posisi modal yang kuat dengan Rp19 triliun dalam bentuk kas, setara kas, dan investasi likuid yang mencakup obligasi pemerintah dan reksa dana per 30 Juni 2024. Neraca yang kuat mendukung BUKA untuk berinvestasi dalam inovasi, memperluas pasar, mendiversifikasi lini produk, dan meningkatkan skala operasi di waktu yang tepat.
“Profitabilitas terus diprioritaskan di atas pertumbuhan langsung. Menghasilkan pertumbuhan yang menguntungkan dan berkelanjutan dalam jangka panjang, serta menciptakan nilai nyata sambil mengoptimalkan operasi kami dan mempertahankan disiplin keuangan kami adalah fokus utama tim manajemen di tahun-tahun mendatang,” ujar Teddy Oetomo.
_______
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.