Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah sekuritas merevisi peringkat rekomendasi saham HMSP pada periode berjalan Juli 2024.
Saham emiten rokok PT HM Sampoerna Tbk. (HMSP) tengah terkoreksi dalam sepekan terakhir.
Harga saham HMSP dibanderol Rp680 per lembar pada akhir perdagangan Senin (29/7/2024). Posisi itu mencerminkan koreksi 8,11% sepekan.
Berdasarkan data Bloomberg Selasa (30/7/2024), mayoritas atau sebanyak 12 dari 20 sekuritas yang mengulas saham HMSP masih memberikan rekomendasi beli. Sisanya, 5 sekuritas hold dan 3 sekuritas jual.
Adapun, target harga saham HMSP berada di Rp861,67 dalam 12 bulan ke depan. Artinya, masih terdapat potensi return 26,7% dari Rp680.
Teranyar, revisi rekomendasi saham HMSP dilakukan oleh Sinarmas Sekuritas. Peringkat baru saja diturunkan menjadi hold dengan target harga Rp750 pada Senin (29/7/2024).
Baca Juga
Sebelumnya, sudah ada Indo Premier yang merevisi turun peringkat saham HMSP menjadi hold pada 24 Juli 2024 dan BRI Danareksa Sekuritas ke hold pada 17 Juli 2024.
Saham HMSP sempat terkoreksi 5,52% pada 24 Juli 2024 atau bersamaan dengan rilis kinerja keuangan semester I/2024.
Sebagaimana diketahui, HMSP mencatatkan laba periode berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk sebesar Rp3,31 triliun. Laba bersih ini terkoreksi 11,55% secara tahunan dari Rp3,75 triliun di akhir Juni 2023.
Akan tetapi, penjualan HMSP tercatat masih meningkat 2,96% secara tahunan menjadi Rp57,81 triliun di semester I/2024. Sebelumnya, pada periode yang sama tahun lalu penjualan HMSP adalah Rp56,15 triliun.
Berdasarkan data Philip Morris International Inc., penjualan HMSP turun saat total penjualan rokok Indonesia mengalami peningkatan.
HMSP mengalami penurunan penjualan rokok sebesar 2,9% menjadi 39,4 miliar batang dibandingkan dengan periode semester I/2023 yang tercatat sebesar 40,5 miliar batang.
Sejalan dengan turunnya penjualan, market share HMSP juga ikut tergerus 1,5% dari sebelumnya sebesar 29,8% menjadi sebesar 27,3% pada semester I/2024.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.