Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nilai Tukar Rupiah Dibuka Keok Jumat (19/7), Cek Biang Keroknya

Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp16.220 per dolar AS pada sesi Jumat (19/7/2024).
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah dibuka melemah ke Rp16.220 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi di tengah penguatan dolar AS.

Mengutip data Bloomberg, Jumat (19/7/2024) pukul 09.00 WIB, nilai tukar rupiah melemah 0,40% atau 65 poin ke Rp16.220 per dolar AS. Pelemahan rupiah terjadi ketika indeks dolar menguat 0,08% ke level 104,25.

Bersama dengan rupiah, mayoritas mata uang Asia terpantau bergerak variatif terhadap greenback. Yen Jepang melemah 0,05%, dolar Singapura melemah 0,07%, dolar Hong Kong melemah 0,02%, dan dolar Taiwan melemah 0,40%.

Lalu won Korea Selatan melemah 0,28%, rupee India turun 0,08%, yuan China turun 0,06%, ringgit Malaysia melemah 0,16%, dan baht Thailand melemah 0,32%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah akan ditutup melemah di rentang Rp16.140 hingga Rp16.200 per dolar AS.

Dia sebelumnya mengatakan para pejabat Bank Sentral AS The Fed mengatakan bahwa waktu pemangkasan suku bunga akan lebih dekat, mengingat inflasi yang membaik dan pasar tenaga kerja cukup positif. 

Kendati demikian, menurutnya ancaman pembatasan AS terhadap China meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antar-negara. 

Komentar baru-baru ini oleh calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengenai belanja pertahanan AS di Taiwan juga membuat sentimen kekhawatiran terhadap pasar regional.

Langkah itu dapat mewakili upaya berkelanjutan pemerintahan Biden untuk memutus akses China terhadap kemajuan dalam kecerdasan buatan terhadap teknologi dan industri pembuatan chip.  

"Hal ini juga dapat memicu tindakan pembalasan yang keras dari Beijing, sehingga memicu perang dagang baru antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," ujarnya dalam riset, Kamis (18/7/2024). 

Laporan tersebut muncul ketika China juga menghadapi kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi, terutama setelah data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melambat. 

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mampu berada dalam rentang 4,7% hingga 5,5% berkat kinerja perekonomian domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi mendorong kinerja produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2024. 

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV juga diperkirakan akan tetap baik. Proyeksi positif ini juga didorong oleh rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper