Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Hilal Pemangkasan Suku Bunga, Rupiah & Mata Uang Asia Malah Keok

Nilai tukar rupiah dan mata uang Asia kompak melemah tertekan dolar AS yang menguat.
Uang rupiah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin
Uang rupiah pecahan Rp100.000 dan Rp50.000. - Bloomberg/Brent Lewin

Bisnis.com, JAKARTA — Nilai tukar rupiah ditutup melemah pada perdagangan hari ini, Kamis (18/7/2024). Mayoritas mata uang kawasan Asia lainnya juga kompak lesu tergerus kenaikan dolar AS.

Mengacu data Bloomberg pukul 15.00 WIB, mata uang rupiah ditutup melemah 0,34% atau 55 poin ke level Rp16.155 per dolar AS. Sementara itu, indeks mata uang Negeri Paman Sam terpantau menguat 0,04% di posisi 103,79.  

Adapun, mayoritas mata uang Asia terpantau melemah di hadapan dolar AS. Misalnya, yen Jepang turun 0,06%, dolar Taiwan melemah 0,10%, won Korea turun 0,04%, rupee India dan ringgit Malaysia melemah 0,05%, serta baht Thailand turun 0,01%. 

Sementara itu, dolar Singapura terpantau stagnan, disusul dolar Hongkong menguat tipis 0,01%, yuan China naik 0,05%, dan peso Filipina menguat 0,10%.

Direktur Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan para pejabat Bank Sentral AS The Fed mengatakan bahwa waktu pemangkasan suku bunga akan lebih dekat, mengingat inflasi yang membaik dan pasar tenaga kerja cukup positif.

Kendati demikian, menurutnya ancaman pembatasan AS terhadap China meningkatkan kekhawatiran atas perang dagang baru antar-negara. Komentar baru-baru ini oleh calon presiden dari Partai Republik Donald Trump mengenai belanja pertahanan AS di Taiwan juga membuat sentimen kekhawatiran terhadap pasar regional.

Langkah itu dapat mewakili upaya berkelanjutan pemerintahan Biden untuk memutus akses China terhadap kemajuan dalam kecerdasan buatan terhadap teknologi dan industri pembuatan chip. 

"Hal ini juga dapat memicu tindakan pembalasan yang keras dari Beijing, sehingga memicu perang dagang baru antara negara-negara dengan perekonomian terbesar di dunia," ujarnya dalam riset, Kamis (18/7/2024). 

Laporan tersebut muncul ketika China juga menghadapi kekhawatiran atas melambatnya pemulihan ekonomi, terutama setelah data produk domestik bruto (PDB) kuartal kedua menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang melambat.

Sementara itu dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang 2024 mampu berada dalam rentang 4,7% hingga 5,5% berkat kinerja perekonomian domestik. Konsumsi rumah tangga dan investasi mendorong kinerja produk domestik bruto (PDB) kuartal II/2024. 

Pertumbuhan ekonomi pada kuartal III dan IV juga diperkirakan akan tetap baik. Proyeksi positif ini juga didorong oleh rencana peningkatan stimulus fiskal dari 2,3% menjadi 2,7% dari PDB serta kinerja ekspor yang meningkat dengan kenaikan permintaan dari mitra dagang utama.

"Untuk perdagangan besok, Jumat (19/7/2024), mata uang rupiah diprediksi fluktuatif namun ditutup melemah di rentang  Rp16.140 hingga Rp16.200," jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper